Orang tersebut dapat diajak untuk menghentikan intimidasi tersebut supaya tidak terjadi kembali.
Terapis pernikahan dan keluarga, Michael Whitehead, PhD, LMFT, mengutarakan bahwa lelucon menjadi salah satu cara menghadapi bullying.
Ia mengatakan, beberapa anak punya sifat yang lucu dan mudah tertawa sehingga mereka bisa saja bercanda dengan pelaku bullying.
Dengan begitu mereka menunjukkan rasa percaya diri tentang dirinya yang sebenarnya.
Tertawa juga melemahkan kekuatan yang menurut pelaku miliki terhadap korban dan metode intimidasinya menjadi tidak efektif.
Baca juga: Ajari 5 Sikap Tegas Ini kepada Anak agar Tak Jadi Korban Bullying
Orangtua dapat memberi tahu anak untuk tidak mendatangi tempat yang rawan bullying.
Tempat yang dimaksud biasanya meliputi sudut taman bermain, lorong sepi, kamar mandi, ruang ganti, atau bagian belakang bus.
Anak dapat diajari untuk mencari rute lain yang jauh dari tempat rawan perundungan.
Pastikan juga bahwa anak mengetahui di mana saja tempat tersebut berada.
Dalam hal ini, Whitehead turut mengingatkan anak supaya tidak mendekati teman yang pernah menjadi pelaku bullying.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.