Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Pentingnya Kemampuan Anak dalam Memecahkan Masalah

Kompas.com - 21/07/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Perkembangan anak tentu menjadi fokus orangtua terutama di masa golden ages. Ketika melihat perkembangan anak, salah satu yang perlu diperhatikan adalah cara berpikirnya.

Pola pikir adalah bagian penting untuk mengetahui IQ dan EQ manusia. Pemikiran yang baik akan membentuk manusia yang unggul di masa mendatang. Termasuk di antaranya adalah pola pikir kreatif untuk membantu zaman berkembang.

Hal ini lantas dicontohkan oleh tokoh-tokoh audio drama siniar Dongeng Pilihan Orangtua dalam episode "Dongeng Kupu-kupu Emas Pt. 1". Diceritakan mereka mampu mengatasi masalah dengan kreatif. Para orangtua bersama anak bisa mendengarkan cerita tersebut agar mereka tahu contoh cara memecahkan masalah.

Perlu dipahami bahwa terkadang anak memiliki perkembangan yang lamban dalam memunculkan ide pada suatu masalah. Oleh sebab itu, diperlukan kontribusi orangtua secara ekstra untuk membimbing mereka agar terus berkembang.

Jangan lupa juga untuk terus memperhatikan dan mengawasi tumbuh kembangnya. Jika masih tak mampu, orangtua dapat membawa anak ke ahlinya. Ini dilakukan untuk mengetahui saran apa yang diberikan agar pengajaran anak jadi lebih maksimal.

Baca juga: Berikut 7 Tahap Mengelola Emosi Anak Usia Dini

Apakah Bisa Berpengaruh pada Emosi Anak?

James Lehman mengatakan hal ini sangat mungkin terjadi. Anak bisa berperilaku buruk karena belum tahu bagaimana memecahkan masalah secara efektif. Dengan kata lain, mereka bertindak buruk sebagai upaya untuk menangani masalah, meskipun caranya belum tepat.

Contohnya adalah saat anak tantrum. Perilaku itu ditunjukkan saat anak tidak menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya. Hal ini bisa terjadi karena banyak hal, seperti kurangnya contoh dari orangtua hingga gangguan mental.

Tantrum merupakan amukan anak karena merasa frustrasi, lelah, tidak berdaya, sampai luapan perasaan bahwa semua orang tidak bisa mengerti dirinya. Oleh sebab itu, orangtua harus bisa mengatasi tantrum anak dengan cara yang baik.

Jenis Masalah yang akan Dihadapi Anak

Berikut ini adalah jenis masalah yang akan ditemui jika anak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang buruk.

1. Masalah emosional

Setiap orang ada kalanya merasa marah, sedih, frustrasi, tidak berdaya, hingga bersemangat. Ketika belum menemukan cara untuk mengatasi emosinya, anak akan larut dalam perasaan negatif. Ia pun tak bisa mengeskpresikannya dengan tepat.

Misalnya, alih-alih berbicara dengan baik, anak cenderung mengonfrontasi orangtua dengan mengamuk, memaki, membentak, bahkan melukai fisiknya.

2. Masalah Sosial

Beberapa anak dengan kondisi ini tidak dapat rukun dengan orang lain, terutama anak-anak seusia mereka. Ini disebabkan karena anak tidak tahu bagaimana memperkenalkan diri kepada seseorang, mengatakan "tidak", atau melihat sesuatu yang tak mereka suka.

Sering kali kita menemukan anak dengan kepribadian temperamental hingga tak acuh dengan orang lain. Anak ini jelas memiliki keterampilan pemecahan masalah sosial yang rendah. Oleh karena itu, ia merasa senang memperlakukan orang lain dengan buruk.

Namun, jangan khawatir, ada banyak cara yang dapat dilakukan orangtua agar anak terbiasa berpikir kreatif, di antaranya sebagai berikut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com