Empty sella syndrome juga dapat terjadi dalam kondisi yang disebut pseudotumor cerebri, yang biasa menyerang perempuan muda yang obesitas dan menyebabkan CSF berada di bawah tekanan yang lebih tinggi.
Baca juga: 5 Fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diidap Ruben Onsu
Lalu perlu diketahui, kelenjar pituitari juga memproduksi beberapa hormon yang mengontrol kelenjar dan hormon lain dalam tubuh, seperti kelenjar adrenal, hormon hati yang berhubungan dengan pertumbuhan, ovarium, testis, dan tiroid.
Karena itu, masalah dengan kelenjar pituitari dapat menyebabkan keluhan dengan salah satu kelenjar di atas dan kadar hormon abnormal dari kelenjar ini.
Terkait gejala, sebenarnya gangguan ini hampir tidak memilikinya. Namun jika muncul gejala, biasanya itu meliputi:
Biasanya, empty sella syndrome ini diketahui saat melakukan sebuah pemeriksaan MRI dan CT scan di kepala dan otak meski fungsi hipofisis biasanya normal.
Setelah diketahui, umumnya dokter akan meminta kita untuk melakukan tes guna memastikan kelenjar pituitari bekerja secara normal.
Bahkan terkadang, tes untuk memantau tekanan tinggi di otak akan dilakukan, seperti:
Untuk empty sella syndrome primer, sebenarnya tidak ada pengobatan yang disarankan jika fungsi hipofisis normal.
Namun, obat-obatan dapat diresepkan untuk mengobati kadar hormon yang abnormal.
Sementara itu, penderita empty sella syndrome sekunder perlu melakukan pengobatan untuk mengganti hormon yang hilang.
Lalu dalam beberapa kasus, diperlukan pembedahan guna memperbaiki sella dan mencegah CSF bocor ke hidung dan sinus.
Selain itu, perlu diketahui bahwa empty sella syndrome primer tidak menyebabkan masalah kesehatan maupun mempengaruhi harapan hidup.
Kendati demikian, empty sella syndrome primer dapat mengakibatkan tingkat prolaktin yang sedikit lebih tinggi dari normal.
Prolaktin merupakan hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari dan merangsang perkembangan payudara dan produksi ASI pada perempuan, sehingga diperlukan bantuan.
Lalu pada empty sella syndrome sekunder, terkadang gangguan ini dapat dikaitan sebagai penyebab penyakit kelenjar pituitari atau efek dari terlalu sedikit hormon hipofisis (hipopituitarisme).
Kita bisa menghubungi tenaga kesehatan jika mengalami gejala fungsi hipofisis abnormal, seperti ada masalah pada siklus menstruasi atau impotensi.
Baca juga: Manfaat Minyak Zaitun untuk Pria, dari Obat Impotensi hingga Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.