KOMPAS.com - Baim Wong tengah banjir kritikan usai mendaftarkan Citayam Fashion Week ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) Kemenkumham.
Pesohor Tanah Air itu mendaftarkan HAKI atas Citayam Fashion Week melalui perusahannya, PT. Tiger Wong Entertainment, pada 20 Juli yang lalu.
Bermula dari situ, Baim Wong digeruduk sampai dilabeli sebagai "maling" oleh warganet di jagat Twitter.
Baca juga: Citayam Fashion Week Direbut Banyak Pesohor, Netizen: Maling!
Mereka yang tidak sependapat ramai-ramai mengunggah foto bertuliskan "Created by the poor, stolen by the rich".
Kalimat tersebut agaknya menyindir Baim Wong yang terkesan aji mumpung di balik popularitas Citayam Fashion Week.
Menanggapi nama Baim Wong yang sedang dipergunjingkan, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, ikut buka suara.
Ia mengatakan, polemik yang terjadi seharusnya tidak menjadi blunder asalkan Baim Wong membuka pembicaraan terlebih dulu.
"Jadi kalau ada yang meng-HAKI-kan sebagai sebuah aset publik, harusnya merupakan hasil dari pembicaraan atau kesepakatan publik."
Baca juga: Invasi Seleb ke Citayam Fashion Week, Ridwan Kamil Pun Bersuara
Hal tersebut dikatakan Drajat ketika dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (25/7/2022).
Pembicaraan yang dimaksud Drajat bisa dilakukan bersama orang-orang yang sedari awal menginsiasi Citayam Fashion Week.
Pasalnya Citayam Fashion Week merupakan inisiatif dan kreativitas masyarakat kelas menengah-bawah di ruang publik.
Sehingga sangat disayangkan apabila hype dari Citayam Fashion Week dimanfaatkan dan diambil alih oleh mereka yang berduit.
"Kalau sudah dihakciptakan itu pasti ada implikasi bisnis dan hukum," ujar dia.
"Nanti pasti dimasuki kapitalis atau orang-orang yang ingin menggeser ruang privat atau pribadi," tambah Drajat.
Drajat menyampaikan, masyarakat yang lebih dulu menghidupkan Citayam Fashion Week harus mendaftarkan HAKI "tandingan".