Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

5 Bahaya Trauma pada Remaja

Kompas.com - 25/07/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Disebutkan pula bahwa masa ini merupakan periode penting dalam kehidupan manusia. Beberapa aspek, seperti fisik, kognitif, dan kemampuan sosial, mengalami perubahan.

Namun, tak semua remaja mendapatkan perlakuan yang baik semasa kecilnya. Ada beberapa dari mereka yang justru mengalami pengalaman menyedihkan hingga meninggalkan luka. Luka menahun itu pun memicu rasa trauma saat mereka memasuki masa remaja.

Hal ini juga dialami oleh tokoh Bela dalam serial “AMPAS” bertajuk “Sepasang Tangan Berlumuran Darah” milik siniar Tinggal Nama. Dikisahkan bahwa Bela memiliki masa lalu yang kelam hingga akhirnya meluapkan semuanya saat memasuki masa remaja.

Ia pun tumbuh menjadi sosok yang dingin dan kejam. Bahkan, tak segan pula untuk menghabisi orang-orang yang berniat menghalangi rencananya. Hal ini merupakan salah satu contoh bahaya dari pengalaman traumatis.

Lantas, adakah bahaya lainnya yang bisa mengancam tumbuh kembang anak remaja?

Timbul Masalah Mental yang Serius

Menurut penelitian Anggadewi (2020), pengalaman trauma pada masa kanak-kanak bisa menimbulkan masalah mental yang serius. Dalam penelitiannya, gangguan kecemasan merupakan permasalahan yang paling banyak dialami oleh remaja.

Kecemasan adalah perasaan takut dan gelisah yang dirasakan oleh seseorang. Cemas yang berlebihan biasanya berdampak pada kondisi fisik hingga bisa menyebabkan jantung berdebar, keringat dingin, sulit berkonsentrasi, dan pusing.

Tak hanya itu, gangguan cemas juga bisa memicu pikiran-pikiran negatif pada diri sendiri hingga akhirnya memicu kematian. Bahkan, kondisi ini bisa membuat hidup korban jadi tak produktif lagi karena selalu terjebak dalam lubang yang sama.

Selain gangguan cemas, serangan panik juga kerap dialami oleh mereka. Hal ini biasanya terjadi ketika remaja mendapatkan perlakuan kekerasan, baik fisik dan mental, dari orang-orang di sekitarnya.

Kesulitan Menjalin Relasi Sosial

Perasaan traumatis ini juga bisa menghambat remaja untuk menjalin hubungan relasi. Ini disebabkan karena mengalami permasalahan dalam hal kepercayaan.

Bagaimana tidak? Remaja tersebut telah melewati pengalaman menyakitkan yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.

Mereka akan menjadi pribadi yang lebih tertutup dan enggan bersosialisasi dengan orang baru. Para remaja tersebut takut jika mereka mengalami hal yang serupa.

Dihantui oleh Kepesimisan

Remaja yang mengalami pengalaman traumatis cenderung berpikir negatif akan masa depan. Mereka menganggap bahwa tidak ada kesempatan lagi untuknya berusaha. Hidupnya pun lantas dipenuhi dengan pola pikir negatif.

Baca juga: Catcalling, Candaan yang Harus Disikapi dengan Tegas

Hal ini terjadi karena mereka selalu terbayang-bayang pengalaman masa lalu yang mengikat mereka. Terlebih, jika remaja tersebut mengalami tindakan pelecehan, ia akan menganggap dirinya tak bermakna lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com