Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gaya Hidup Sehat yang Pengaruhi Risiko Demensia

Kompas.com - 26/07/2022, 07:36 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demensia adalah kondisi yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir seseorang.

Kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari kita.

Ada dua jenis demensia yang paling sering terjadi, yaitu alzheimer dan demensia vaskular.

Alzheimer berhubungan dengan perubahan genetik dan protein di bagian otak, sedangkan demensia vaskular terjadi akibat gangguan pada pembuluh darah di otak.

Berdasarkan temuan studi terbaru, risiko demensia berkaitan dengan pola diet dan gaya hidup lain yang dapat diubah.

Baca juga: 7 Kebiasaan Baik untuk Turunkan Risiko Demensia

Dalam dua studi yang dikerjakan para peneliti di Vanderbilt University Medical Center, ditemukan aspek gaya hidup seperti diet, olahraga, dan tidur berperan penting dalam menurunkan risiko demensia.

Peneliti studi tersebut juga mengungkap dampak demensia pada populasi di AS yang bukan berkulit putih dan berpenghasilan rendah.

"Temuan kami mendukung peran menguntungkan dari gaya hidup sehat dalam pencegahan penyakit alzheimer dan demensia lain pada orang tua di AS, termasuk mereka yang memiliki kekurangan sosial ekonomi dan risiko tinggi demensia."

Demikian penuturan penulis studi Danxia Yu, PhD, asisten profesor di Division of Epidemiology di Vanderbilt University Medical Center.

"Kita harus menyadari, sulit bagi individu yang menghadapi kerugian sistemik dan struktural untuk memertahankan gaya hidup sehat atau membuat perubahan gaya hidup."

"Sangat penting membuat strategi kesehatan masyarakat untuk membuat modifikasi gaya hidup dapat dicapai semua pihak, terutama populasi yang kurang beruntung," lanjut dia.

Hasil dua studi tersebut dipresentasikan Yu beserta tim di Nutrition 2022 Live Online, dan dimuat dalam jurnal Neurology.

Sumber temuan studi mereka berasal dari Southern Community Cohort Study, proyek jangka panjang yang diawali pada 2001.

Baca juga: Studi: Golongan Darah AB Memiliki Risiko Demensia Lebih Tinggi

Sekitar 85.000 orang dari klinik di Amerika Serikat bagian selatan dilibatkan dalam studi yang dipimpin Yu. Sebanyak dua pertiga dari total peserta adalah orang berkulit hitam.

Para peneliti melacak diagnosis alzheimer pada peserta yang berusia di atas 65 tahun menggunakan data klaim Medicare.

 

Faktor gaya hidup yang memengaruhi risiko demensia

Dalam studi pertama, peneliti mengumpulkan data dari 17.209 peserta studi berusia lanjut.

Sebanyak 1.694 peserta menderita demensia seperti alzheimer selama rata-rata tindak lanjut empat tahun.

Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, tingkat aktivitas fisik, durasi tidur, dan kualitas diet pada peserta diperiksa oleh para peneliti, baik secara individual maupun kombinasi.

Hasil studi menunjukkan, peserta yang menerapkan salah satu dari lima gaya hidup sehat dikaitkan dengan penurunan risiko alzheimer dan demensia lainnya sebesar 11-25 persen.

Baca juga: Studi: Golongan Darah AB Memiliki Risiko Demensia Lebih Tinggi

Lima gaya hidup sehat yang dimaksud yaitu:

  • Tidak merokok
  • Tingkat olahraga yang tinggi di waktu senggang
  • Konsumsi alkohol rendah hingga sedang
  • Tidur cukup
  • Diet sehat

Skor gabungan dari kelima faktor gaya hidup tersebut (jika peserta menerapkan semua gaya hidup sehat) terkait dengan penurunan risiko demensia sebesar 36 persen.

Hasil ini tidak tergantung dari usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, pendapatan, atau penyakit kronis bawaan peserta.

 

Menganalisis polifenol dalam makanan

Pada studi kedua, para peneliti mengambil data dari 14.500 peserta studi berusia lanjut.

Sebanyak 1.402 peserta di antaranya mengembangkan kondisi alzheimer atau demensia lainnya.

Dalam kelompok ini, peneliti menganalisis asupan empat kelas utama polifenol dalam makanan (flavonoid, asam fenolik, stilben, dan lignan) serta sub kelas polifenol.

Baca juga: Lansia yang Kesepian Berisiko 3 Kali Lipat Alami Demensia

Peneliti menggunakan kuesioner frekuensi makanan dan data terkait polifenol.

Polifenol merupakan senyawa yang terkandung dalam teh, anggur merah, cokelat, atau buah beri. Senyawa ini dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan.

Hasil studi menunjukkan perbedaan signifikan dalam asupan polifenol di antara kelompok ras tertentu.

Disebutkan, rata-rata polifenol yang dikonsumsi peserta berkulit putih setiap hari sekitar dua kali lebih banyak dari peserta berkulit hitam.

Sebenarnya tidak ada hubungan yang signifikan antara total asupan polifenol makanan dengan kasus penyakit alzheimer dan demensia di kedua ras.

Kendati demikian, senyawa flavonoid tertentu dikaitkan dengan penurunan risiko demensia pada peserta berkulit hitam. Hasil ini tidak ditemukan pada peserta berkulit putih.

Juga, ditemukan peserta berkulit hitam yang berada di peringkat teratas dalam hal mengonsumsi teh memiliki risiko alzheimer 28 persen lebih rendah dibandingkan peserta berkulit hitam yang jarang mengonsumsi teh.

Baca juga: Ubah Gaya Hidup, Kunci Turunkan Risiko Demensia

Kedua studi bersifat observasional dan tidak mengungkap mekanisme di balik asosiasi tersebut.

Namun menurut para peneliti, gaya hidup sehat termasuk diet sehat dapat membantu menjaga kesehatan otak dengan meningkatkan metabolisme glukosa dan lipid serta mengurangi peradangan dan stres psikologis.

Yu mengatakan, diperlukan studi lebih lanjut untuk dapat menjelaskan hubungan antara faktor gaya hidup dan penyakit alzheimer pada populasi yang beragam.

"Masyarakat AS berkulit hitam dan orang-orang dengan status sosial ekonomi rendah secara tidak proporsional terkena penyakit alzheimer, tetapi sebagian besar tidak terwakili dalam studi epidemiologi," kata Yu.

"Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan penyakit alzheimer dan demensia terkait di antara orang-orang berpenghasilan rendah dari berbagai ras dan etnis adalah masalah kesehatan masyarakat yang kritis."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com