KOMPAS.com - Kasus Covid-19 harian di Indonesia meningkat, seiring menyebarnya dua subvarian Omicron, BA4 dan BA5.
Kedua subvarian itu tetap dapat menginfeksi seseorang yang sudah divaksinasi lengkap, atau mereka yang sempat terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
Gejala dari strain BA4 dan BA5 sulit terlihat. Banyak orang melaporkan tes antigen menunjukkan hasil negatif, namun mereka mengalami gejala Covid-19 seperti demam, kelelahan, nyeri otot, kehilangan indera perasa dan atau penciuman.
Para ahli sedang berusaha mencari tahu apakah mutasi BA5 yang menjadi penyebab utama sulitnya mendeteksi gejala.
Esther Babady, kepala layanan mikrobiologi klinis di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York mengatakan, subvarian BA5 dan BA4 memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk menunjukkan hasil positif melalui tes antigen.
"Ketika mutasi terjadi, entah bagaimana itu mengubah struktur protein yang berbeda ini, yang dapat mengakibatkan penurunan deteksi oleh pengujian antigen," kata Babady.
"Bisa juga pada infeksi BA4 dan BA5, kita tidak menghasilkan protein SARS-CoV-2 yang memadai."
Baca juga: Hadapi Varian Virus Covid-19 Baru, Perlu Vaksin Booster Kedua?
Bisa dipicu dari merek tes antigen tertentu
Ada dugaan lain mengapa strain BA4 dan B5 sulit dideteksi, yakni merek tes antigen tertentu yang digunakan, catat Babady.
"Kesulitan dalam membuat satu hasil untuk semua tes antigen cepat, ada begitu banyak merek yang sudah ada di pasaran dan semuanya tidak sama," imbuhnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.