Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Gejala Covid-19 tapi Hasil Antigen Negatif, Kok Bisa?

Kompas.com - 27/07/2022, 08:11 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Studi terbaru di medRxiv menunjukkan, pada tahap pra-cetak, tidak ada perbedaan signifikan antara akurasi tes antigen di rumah dalam mendeteksi varian omicron dibandingkan varian delta.

Berdasarkan temuan tersebut, Satti mengatakan kemungkinan prevalensi hasil negatif disebabkan oleh penerapan tes antigen di rumah yang tidak akurat.

Ia berpendapat, tenaga medis lebih terampil dalam melakukan tes antigen dibandingkan kebanyakan orang awam.

Hasil negatif dari tes antigen di rumah bisa jadi disebabkan oleh penanganan tes yang tidak tepat, katanya.

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Simak Rekomendasi WHO agar Terhindar dari Covid-19

Tindakan yang bisa dilakukan

Selain tes antigen, Babady menganjurkan untuk melakukan tes PCR karena jauh lebih sensitif ketimbang antigen.

"Jika individu memiliki kecurigaan tinggi menderita BA5 dan tes antigen mereka negatif, tes PCR akan benar-benar berguna," ungkap Babady.

Sementara itu Kevin Dieckhaus, kepala divisi penyakit menular di UConn Health menjelaskan, ada baiknya melakukan beberapa kali tes antigen di rumah selama beberapa hari jika kita sulit mendapatkan akses untuk tes PCR.

Jika gejala Covid-19 masih terasa, Dieckhaus menganjurkan untuk tes antigen tiga kali selama tiga hari, dengan rentang waktu 24 jam di antara setiap tes.

"Biasanya kita harus menjalani dua tes selama 24 jam yang hasilnya negatif sebelum kita benar-benar memercayai hasil tes," terang Dieckhaus.

"Saya mendengar beberapa diskusi bahwa mungkin diperlukan lebih banyak pengujian dalam jangka waktu yang lebih lama sebelum kita memercayai hasilnya."

Kemungkinan lain, gejala yang sebenarnya kita rasakan menunjukkan tubuh terserang flu biasa atau alergi.

Apa pun hasil tes antigen, jika kita mengalami gejala yang identik dengan Covid-19, Babady menyarankan kita agar mengisolasi diri dan memakai masker di dalam ruangan.

Ia mencatat, gejala ringan bisa berkembang menjadi gejala parah bagi orang lain, terutama jika orang tersebut lebih berisiko terinfeksi Covid-19 daripada kita.

"Kita masih berada di masa di mana penjelasan yang paling mungkin untuk infeksi pernapasan adalah SARS-CoV-2," kata Babady.

"Meskipun itu bukan Covid-19, kita jangan menularkan virus lain ke orang lain."

Baca juga: Kreasi Masker Baru, Diklaim Bisa Bunuh Covid-19 dalam 30 Detik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com