Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astrid Tiar Minta Maaf pada Kesya Levronka di Medsos, Cara yang Tepat?

Kompas.com - 27/07/2022, 12:41 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Di era yang serba digital saat ini, cara berkomunikasi sangat didorong oleh media sosial.

Tampaknya, meminta maaf di media sosial menjadi cara yang ditempuh figur publik hingga organisasi atau perusahaan demi menyampaikan itikad baik.

Mungkin karena konteksnya menyinggung banyak pihak dan media sosial bisa dijangkau oleh orang banyak, sehingga meminta maaf di media sosial pun menjadi cara yang paling praktis dan efisien.

Tidak ada yang salah dengan meminta maaf melalui media sosial, akan tetapi tujuannya harus bersifat realistis berdasarkan dampak atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Melansir Biz Journals, ketika meminta maaf di media sosial pun ada pakem-pakem tak tertulis yang sebaiknya diterapkan.

Baca juga: Cerita Betha Valentina di Balik Viralnya Video Cover Lagu Keisya Levronka, Tak Akan Tinggalkan Profesi Guru

1. Ketahui siapa yang ditandai dan jangkauan pengaruhnya

Di dunia maya, kita tidak dapat mengontrol bentuk dari komunikasi seperti apa yang akan berkembang.

Media sosial menyediakan akses ke banyak orang yang mana kita dapat memengaruhi sikap orang lain.

Sebelum terburu-buru meminta maaf melalui media sosial, ada baiknya ketahui siapa saja permohonan maaf diajukan dan jangkauan pengaruhnya.

Bila perlu tandai orang tersebut dan perhatikan kata-kata yang akan ditulis atau diucapkan melalui media sosial.

Sebab, sekali pun ada kata-kata ambigu, permintaan maaf itu justru bisa disalahartikan.

2. Ucapan maaf tidak berlebihan

Permintaan maaf yang berlebihan justru tidak membuat komunikasi menjadi lancar.

Penyebutan kata "maaf" tentu harus diutamakan karena kebanyakan orang akan mengabaikan kata-kata berlebihan.

Kemudian permintaan maaf itu diiringi oleh penyesalan akibat apa yang telah diperbuat.

3. Kerahkan "pasukan" untuk membantu

Dalam beberapa kasus, permintaan maaf melalui media sosial memerlukan "pasukan" untuk mendorong opini positif agar tidak semakin ricuh.

"Pasukan" tersebut bisa berupa teman, keluarga, kelompok tertentu yang mendukung itikad baik kita.

Ketahuilah jika komentar negatif, ulasan, hingga opini yang tidak terarah bisa membuat situasi semakin runyam.

Saat ini, media sosial dianggap sebagai kendaraan utama untuk berkomunikasi dengan banyak pihak.

Oleh karena itu, penting untuk membangun vibes yang positif agar semua pihak merasa nyaman ketika ada sesuatu yang meresahkan terjadi.

Baca juga: Pernah Berpacaran dengan Gading Marten, Astrid Tiar Sebut Suaminya Tak Cemburu Dirinya Masih Bersahabat hingga Kini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com