Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Long Covid, Tak Bisa Tahan Kentut hingga Disfungsi Ereksi

Kompas.com - 28/07/2022, 11:39 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Dampak jangka panjang dari infeksi Covid-19 atau long covid seringkali dikaitkan dengan kelelahan dan kabut otak.

Pada sebagian orang, tanda long covid bisa berupa hilangnya indera penciuman dan perasa.

Namun, studi terbaru menunjukkan dampak long covid lebih luas dari temuan sebelumnya.

Baca juga: Apakah Brain Fog akibat Long Covid Bisa Disembuhkan?

Gejala tersebut meliputi rambut rontok, kehilangan libido, inkontinensia usus (kesulitan menahan kentut atau buang air besar), hingga disfungsi ereksi pada pria.

Para peneliti dari University of Birmingham menganalisis data kesehatan sekitar 2,4 juta orang di Inggris.

Mereka menemukan, individu yang pernah terinfeksi Covid-19 melaporkan 63 gejala lebih sering sekitar 12 minggu pasca mereka terinfeksi.

Temuan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine itu dibandingkan dengan peserta yang tidak memiliki catatan infeksi Covid-19.

Baca juga: Menurut WHO, Ini 3 Gejala Long Covid yang Paling Sering Dikeluhkan

Peneliti membagi dampak long covid yang paling umum menjadi tiga kategori, yaitu gejala pernapasan, kesehatan mental, dan gangguan kognitif.

Gejala umum lainnya termasuk:

  • Kehilangan indera penciuman
  • Sesak napas
  • Nyeri dada dan demam
  • Mual dan muntah
  • Inkontinensia usus
  • Disfungsi ereksi
  • Anhedonia (sulit merasakan kesenangan dan menikmati hidup)
  • Pembengkakan anggota badan

Penelitian ini menunjukkan kelompok orang tertentu yang lebih berisiko mengembangkan long covid, yakni wanita, orang berusia lebih muda, serta kelompok etnis kulit hitam, campuran, atau lainnya.

Baca juga: Apakah Long Covid Termasuk Gangguan Mental?

Individu dari latar belakang sosial ekonomi rendah, perokok, dan mereka yang kelebihan berat badan, obesitas atau memiliki berbagai masalah kesehatan dikaitkan dengan gejala long covid.

"Studi ini memberi validasi apa yang dikatakan pasien kepada dokter dan pembuat kebijakan selama pandemi."

Demikian penuturan penulis studi Dr Shamil Haroon, profesor klinis asosiasi kesehatan masyarakat di University of Birmingham.

"Dampak long covid sangat luas dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh faktor lain seperti gaya hidup, faktor risiko, atau kondisi kesehatan kronis," tambah Haroon.

Baca juga: Stres akibat Alami Long Covid-19? Begini Solusinya...

"Gejala yang kami identifikasi seharusnya bisa membantu dokter dan pengembang pedoman klinis untuk meningkatkan penilaian pasien dengan efek jangka panjang dari Covid-19."

"Mereka selanjutnya perlu mempertimbangkan bagaimana beban gejala ini dapat dikelola dengan baik," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com