KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan pembahasan seputar ikan toman.
Ikan toman atau channa micropeltes adalah ikan yang hidup di perairan sungai, parit, rawa dan danau, yang biasa dijadikan buruan pemancing.
Predator air tawar ini merupakan jenis ikan karnivora yang memangsa katak, anak ikan, udang, ketam dan lain sebagainya.
Ikan satu ini rupanya juga kerap menjadi konsumsi masyarakat di negara-negara Asia tropis, seperti semenanjung Malaysia, Sungai Menam, Sungai Meikong, Pulau Sumatera, Kalimantan, dan lain-lain.
Di wilayah Kalimantan Barat -misalnya, ikan toman terkenal sebagai bahan untuk berbagai kreasi makanan.
Dikutip dari laman Unair.ac.id, berdasarkan statistik dari Departemen Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat pada 2014-2017, total produksi ikan toman dari tangkapan murni meningkat signifikan.
Tercatat, total tangkapan 1.924 ton pada 2015, dan meningkat menjadi 6.572 ton atau 241,57 persen pada 2017.
Menilik data tersebut maka dapat diartikan, masyarakat mulai menyadari bahwa ikan toman bermanfaat untuk dijadikan konsumsi karena kandungan gizinya.
Baca juga: Analisis Peneliti LIPI soal Ikan Toman yang Ditemukan di Dekat Terowongan Kuno Klaten