KOMPAS.com - Wacana dari Suku Dinas Sosial (Dinsos) Jakarta Pusat (Jakpus) menertibkan pria berpakaian wanita di Citayam Fashion Week menuai polemik.
Rencana tersebut sebenarnya sudah mendapat dukungan dari sejumlah pihak, seperti MUI maupun PBNU.
Keduanya secara terpisah kompak mengatakan, keberadaan Citayam Fashion Week sudah meresahkan masyarakat dan melanggar norma agama.
Bahkan, MUI dan PBNU juga mengkhawatirkan ajang tersebut dimanfaatkan oleh kelompok LGBTQ untuk promosi.
Baca juga: Bikin Salut, Ini Alasan Cinta Laura Mulung di Citayam Fashion Week
Meski begitu Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Ida Ruwaida, mengingatkan setiap pihak untuk tidak reaktif dalam menyikapi fenomena Citayam Fashion Week ini.
Dia juga mengatakan, Dinsos Jakpus sebaiknya tidak langsung melabeli pria berpakaian wanita sebagai bentuk penyimpangan sosial atau pun menganggapnya sebagai obyek "patologi".
Sebab, mungkin mereka melakukannya karena pengaruh situasi atau teman untuk tampil beda sehingga menarik perhatian publik demi menviralkan dirinya.
Maka, aparat berwenang disarankan untuk melakukan pendekatan persuasif terhadap pria yang demikian.
Tujuannya supaya diketahui apakah motivasi dan latar belakang mereka yang melakukannya karena fashion atau alasan lain.
Baca juga: Remaja Citayam Fashion Week Ditunggangi demi Popularitas? Ini Kata Sosiolog UI
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.