Pertama-tama, kita perlu memahami dan menerima apa arti dari hubungan itu.
Ketahui, sosok tersebut bukanlah pasangan kita.
Hal ini bisa bermakna positif atau negatif, tergantung dari keinginan dan kebutuhan kita.
Ingatlah, orang ini tidak akan memberikan dukungan dan perhatian emosional seperti yang biasa ditunjukkan pasangan dalam hubungan percintaan.
Bentuk dukungan dan perhatian menjadi sulit ditemukan dalam hubungan FWB.
Tak akan ada kesempatan untuk menangis di pundaknya, menghadiri acara keluarga bersama, atau pergi berkencan secara formal.
Nah, agar hubungan ini berjalan baik dan terhindar dari rasa kecewa, tetapkan ekspektasi sejak awal dan menjaga percakapan secara terbuka.
Dengan demikian, kedua pihak akan tetap berada di jalur yang sama.
Hubungan FWB bisa berhasil jika relasi tersebut memenuhi harapan kedua belah pihak.
Artinya, kedua orang benar-benar merasa puas dengan pengaturan hubungan tersebut.
Buatlah dialog terbuka mengenai perilaku seksual apa yang dapat diterima, dan perilaku apa yang dihindari.
Kemudian, jika kita memiliki hubungan platonis di luar hubungan FWB, tetapkan aturan yang jelas mengenai proses interaksinya.
Cobalah mendiskusikan makna hubungan FWB secara terbuka dan jujur dari awal.
Ini penting demi menghindari kebingungan, perasaan terluka, dan sinyal yang keliru.
Katakan dengan terus terang satu sama lain tentang hubungan ini.
Dengan demikian, hubungan tanpa ikatan yang dijalani bisa terbebas dari masalah.
Jika tidak sepakat dengan situasi hubungan FWB, mungkin hubungan tersebut tidak cocok dilanjutkan.