Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Diabetes Melitus Bisa Sebabkan Infertilitas pada Pria

Kompas.com - 30/07/2022, 08:26 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pria yang mengidap penyakit diabetes melitus sebaiknya lebih waspada dengan tingkat kesuburannya.

Pasalnya diabetes melitus yang disebabkan oleh tingginya gula darah bisa mengakibatkan infertilitas pada pria.

Ya, fakta tersebut patut diwaspadai karena penyakit yang dideritanya bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

"Sekitar 50 persen pria dengan diabetes melitus mengalami gangguan kesuburan dalam berbagai derajat keparahan."

Demikian penjelasan dokter urologi konsultan andrologi urologi, dr. Widi Atmoko, dalam webinar Mens & Couple Clinic Eka Hospital, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: 5 Gaya Hidup yang Wajib Diubah Penderita Diabetes Tipe 2

Keterkaitan diabetes melitus dan infertilitas pria

Lebih lanjut dr. Widi menjelaskan bahwa diabetes melitus atau kencing manis dapat memengaruhi seluruh tahapan infertilitas.

Tahapan yang dr. Widi maksud, terdiri dari pra-testikular, testikular, dan post-testikular.

Pra-testikular merupakan tahap terjadinya gangguan sistem hormon tubuh yang memengaruhi produksi sperma.

Kemudian, testikular adalah gangguan yang terjadi pada produksi sperma akibat masalah di testis -buah zakar.

Sementara itu post-testikular disebut dr. Widi sebagai gangguan pada transportasi ataupun pengeluaran sperma.

"Infertilitas terjadi pada 10-15 persen pasangan di dunia. Dan, 1 dari 6 pasangan usia subur mengalami infertilitas," jelas dr. Widi.

Dia mengatakan, diabetes melitus yang menyebabkan infertilitas pada pria mengakibatkan gangguan hormon maupun disfungsi seksual.

Di sisi lain penyakit gula darah tersebut juga menyebabkan penurunan kualitas sperma, kerusakan materi genetik sperma, hingga infeksi kelenjar aksesorrius pada pria.

"Diabetes melitus menyebabkan gangguan produksi hormon, yakni LH, FSH, dan testosteron," terang dia.

"Itu terjadi akibat resistensi insulin, kadar lemak berlebih, dan gangguan persarafan."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com