Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2022, 19:20 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring dengan perkembangan media sosial di era digital, musik yang diminati oleh orang-orang pun menjadi semakin beragam.

Hal ini diakui oleh pengamat musik yang juga merupakan manajer unit rock metal Seringai, Wendi Putranto.

Ditemui di acara festival musik Guinness Smooth Session di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta, Wendi mengungkapkan, tren musik sekarang sangat berbeda dengan yang ada pada 5-10 tahun ke belakang.

"Kalau dulu zaman MTV, zaman radio, ada satu tren tertentu seperti tren musik ska, emo. Dan sekarang ini kayaknya sudah tidak begitu ya," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (30/7/2022).

Baca juga: Meriah, Kolaborasi Para Musisi Lintas Genre di Panggung Smooth Session

Menurut dia, musik saat ini menjadi sangat variatif dan tidak ada yang dominan. Selain itu, musik dalam berbagai genre sekarang juga lebih mudah diakses oleh semua orang.

"Jadi, menurut saya tidak ada tren yang dominan, semuanya punya penggemar, semuanya membangun fan base masing-masing," tambah dia.

Mengacu pada cross-genre

Ardhito Pramono tampil di Guinness Smooth Session 2022 di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta pada Sabtu (30/7/2022). Sejumlah musisi seperti The Adams, Jason Ranti, Shaggy Dog tampil pada acara ini.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ardhito Pramono tampil di Guinness Smooth Session 2022 di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta pada Sabtu (30/7/2022). Sejumlah musisi seperti The Adams, Jason Ranti, Shaggy Dog tampil pada acara ini.
Untuk tren musik tertentu, Indonesia ternyata sudah berakhir sejak 10 tahun lalu atau yang lebih dikenal sebagai tren musik emo.

Ini membuat cross-genre atau musik lintas genre mulai menduduki posisi utama di dalam kancah musik secara umum.

"Tidak heran dengan adanya cross-genre ini membuat semua festival sekarang memiliki line up yang tidak terpikirkan sebelumnya," kata Wendi.

Misalnya, dia melanjutkan, band-band seperti Kangen Band, Radja, atau Setia itu dulu tidak pernah manggung bersama dengan band-band yang memiliki nama besar seperti Dewa dan Gigi.

Baca juga: Kisah di Balik Jaket Rp 2,3 Juta, Kolaborasi Dewa 19 X Rawtype Riot

Navicula berkolaborasi dengan Ari Lesmana tampil di Guinness Smooth Session 2022 di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta pada Sabtu (30/7/2022). Sejumlah musisi seperti The Adams, Jason Ranti, Shaggy Dog tampil pada acara ini.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Navicula berkolaborasi dengan Ari Lesmana tampil di Guinness Smooth Session 2022 di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta pada Sabtu (30/7/2022). Sejumlah musisi seperti The Adams, Jason Ranti, Shaggy Dog tampil pada acara ini.

"Band-band itu dulu menjadi warga negara kelas dua di ranah pop melayu. Sekarang banyak festival menggabungkan semua line up untuk tampil bareng," ujar dia.

Kendati tren musik saat ini sudah lebih bervariasi, namun genre utama seperti dangdut dan pop tetap mendapatkan fan base yang lebih besar di Indonesia.

"Menurut saya sih di Indonesia itu secara fan base dangdut lebih besar perkembangannya. Terus selanjutnya adalah pop," ungkap dia.

"Kalau rock sih akan begitu saja, tidak pernah menjadi besar banget atau kecil banget. Tapi kalau musik dangdut dari Sabang sampai Merauke beneran banyak peminatnya."

"Di sisi lain, K-pop juga sekarang fan base-nya edan banget, kebanyakan memang masih perempuan," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com