Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

49 Persen Orang Indonesia Prioritaskan Kesehatan ketimbang Pekerjaan

Kompas.com - 02/08/2022, 13:54 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 ternyata meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kondisi kesehatan tubuhnya.

Itu dibuktikan dalam survei Kantar Profiles Network terhadap 4 ribu responden di Indonesia, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.

Kantar mencatat sebanyak 49 persen orang Indonesia lebih memprioritaskan kesehatan ketimbang pekerjaan.

Survei digelar untuk memperingati Hari Merawat Diri Internasional yang jatuh pada 24 Juli 2022 yang lalu.

"Survei ini menggarisbawahi peningkatan penekanan pada kesehatan preventif di Asia dan peran teknologi kesehatan agar hidup lebih sehat dan perawatan diri lebih baik."

Demikian penjelasan Kantar dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com pada Selasa (2/8/2022).

Temuan lain

Dalam survei Gaya Hidup di Asia, Kantar mendapati temuan lain terhadap tingkat kesadaran orang Indonesia terhadap kesehatan.

Salah satunya adalah 99 persen orang Indonesia mengaku memahami pentingnya kesehatan preventif.

Kesehatan preventif adalah kesadaran responden mencegah risiko penyakit di masa depan dalam kehidupan sehari-hari.

Itu bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, olahraga, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Cara mengikuti gaya hidup sehat lainnya adalah melakukan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan secara teratur.

Di sisi lain, Kantar mencatat 33 persen orang Indonesia memilih mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

Sementara 37 persen orang Indonesia menginvestasikan lebih banyak uang untuk mempertahankan gaya hidup sehat.

Yang tidak kalah menariknya 59 persen orang Indonesia turut membaca lebih banyak informasi seputar kesehatan dan pencegahan penyakit.

Untuk penderita diabetes yang ingin menurunkan gula darah tinggi, lakukan olahraga yang tak terlalu memforsir tubuh.Unsplash/Tomasz Wozniak Untuk penderita diabetes yang ingin menurunkan gula darah tinggi, lakukan olahraga yang tak terlalu memforsir tubuh.

Cara menjaga kesehatan

Kantar juga mengungkapkan, 33 persen responden di Indonesia dapat melakukan lebih banyak usaha untuk mempertahankan kesehatan dirinya.

Sayangnya persentase itu tidak sebanding dengan 49 responden lainnya yang mengatakan hal yang berbeda.

Pasalnya 49 persen responden menyebut ada penghalang yang menghambat mereka menjaga kualitas kesehatan supaya menjadi lebih baik.

Penghalang yang dimaksud meliputi pekerjaan, keluarga, termasuk komitmen pribadi mereka.

Meski begitu, untungnya responden yang disurvei Kantar mengetahui sejumlah cara yang dapat menjaga kesehatan.

Sebanyak 68 persen responden memilih mempunyai pengetahuan lebih tentang menjalani gaya hidup sehat.

54 persen lainnya memilih pengetahuan lebih luas seputar penggunaan perangkat kesehatan pribadi dan teknologi untuk memantau kesehatan.

Kemudian 42 persen responden condong pada peningkatan akses ke fasilitas rekreasi dan penjangkauan komunitas pendidikan.

Sedangkan 39 persen memilih pemahaman yang lebih baik tentang cara berbagi data dari teknologi dan perangkat kesehatan pribadi dengan dokter.

Sementara 38 persen responden sisanya memilih diberikan akses yang lebih besar ke dokter.

Penggunaan teknologi kesehatan

Business Leader Personal Health Philips ASEAN Pacific, Muir Keir, mengatakan salah satu cara mendorong perawatan preventif adalah penciptaan teknologi kesehatan yang lebih cerdas.

Itu bisa diwujudkan mengingat orang-orang di Asia punya keterbukaan untuk menggunakan teknologi kesehatan dengan pendekatan kesehatan yang dipersonalisasi.

Tujuannya supaya pemakai teknologi kesehatan yang dimaksud mendapatkan hasil kesehatan yang lebih baik.

"Sangat menggembirakan melihat begitu banyak orang di wilayah Asia nenyadari pentingnya menjaga kesehatan mereka dan mengatur kondisi saat ini," ujar Keir.

Berkenaan dengan hal itu, ternyata Philips juga punya survei yang menunjukkan 30 persen respoden di Asia saat ini menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi.

Dengan begitu mereka dapat memantau kesehatan secara lebih aktif dibanding yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19.

Philips menerangkan, di Indonesia sebenarnya 42 persen responden melalukan hal yang sama.

Mereka juga menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi secara teratur.

Sebanyak 42 persen di antaranya memilih memantau kesehatan gigi dan mulut, 52 persen diet dan gizi, 54 persen kesehatan jantung, dan 56 persen memantau kesehatan seputar prakondisi dan 78 persen.

"Ada peluang yang besar untuk mengadopsi teknologi kesehatan pribadi di Indonesia secara lebih luas," tutur President Director Philips Indonesia, Pim Preesman.

"Jika digunakan dengan tepat, perangkat dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap kesehatan, terutama jika masalah kesehatan terdeteksi sejak dini."

Di samping itu, survei Philips menemukan 78 persen responden setuju kesehatan menjadi lebih baik jika memiliki akses ke tekonologi dan perangkat kesehatan pribadi.

Philips juga mencatat 76 persen responden setuju menggunakan fasilitas tersebut sesuai kebutuhan masing-masing.

Sedangkan 59 persen mencantumkan kemampuan menyesuaikan perangkat sesuai dengan tujuan kesehatan individu sebagai salah satu dari 5 faktor teratas yang dipertimbangkan ketika memilih sebuah perangkat.

Faktor lainnya meliputi 75 persen akurasi data, 72 persen parameter pelacakan kesehatan, 69 persen parameter pelacakan aktivitas, dan 60 persen biaya yang rendah.

"70 dan 68 persen responden mengatakan ingin lebih sering menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi untuk melacak kondisi umum kesehatan mereka," tulis Philips dalam keterangan resminya.

"Mereka juga inign melacak penyakit yang sudah ada sebelumnya dalam tiga tahun ke depan, berturut-turut."

"Di Indonesia, responden mengatakan ingin hal yang sama, menunjukkan mereka ingin teknologi dan perangkat kesehatan pribadi untuk melacak kesehatan umum mereka (84% persen) dan penyakit yang sudah ada sebelumnya (83 persen)."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com