Rome merekomendasikan orangtua supaya bisa membedakan anak yang depresi atau cemas.
Karena kedua istilah tersebut sering disamakan, disalahartikan, dan tertukar maknanya.
"Bagi anak dengan serangan panik, orangtua bisa mengajari mereka box breathing," saran Rome.
"Anda dapat membayangkan persegi dan bernapas dalam dua sisi dan menghembuskan pada dua sisi, kemudian sisi-sisinya bisa semakin lambat."
Untuk masalah ini, Rome meminta orangtua bekerja sama dengan sekolah jika anak merasakan depresi atau cemas.
"Jelaskan kepada guru jika anak saya sepertinya tidak fokus, memanggil keluar (kelas) bisa membuatnya lebih cemas," tutur Rome.
"Inilah yang berhasil bagi kami untuk membantunya mendengarkan," lanjut dia.
Baca juga: 5 Tips Meredakan Kecemasan yang Mengganggu Tidur
Supaya anak tidak stres, ada beberapa tips dari Rome yang bisa dicontoh orangtua, yakni:
Orangtua wajib memastikan jam tidur anaknya cukup sebelum kembali bersekolah.
Dalam hal ini, sebagian besar anak membutuhkan 9,5 jam tidur pada setiap malam.
"Kopi, soda, atau minuman energi dengan kafein tinggi, anak-anak bisa menyadari kafein adalah obat 24 jam yang dapat mengganggu tidur mereka," ungkap Rome.
Orangtua juga perlu memastikan kapan anak memakai ponsel pintar mereka agar tidak tidur terlalu larut.
Baca juga: Waspadai, 3 Bentuk Kecemasan yang Pengaruhi Produktivitas
Hal yang tidak boleh dilupakan orangtua adalah kebutuhan makannya.
Orangtua bisa memastikan apa camilan anak maupun menu makan pagi, siang, dan malam.
"Mereka perlu dibiasakan makan sebelum sekolah, terutama untuk energi yang akan bertahan hingga waktu makan siang," kata Rome.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.