Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berkebaya Indonesia Dukung Pendaftaran Kebaya ke Unesco

Kompas.com - 02/08/2022, 20:27 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) terus berkomitmen mendukung pendaftaran kebaya ke Unesco.

Itu menjadi salah satu cara agar kebaya sebagai busana khas wanita Tanah Air sejak zaman dahulu bisa dilestarikan dan tidak diklaim oleh negara lain.

Dalam hal ini, PBI mendorong pendaftaran kebaya ke Unesco bersamaan dengan tiga negara lainnya, yakni Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Sebelum menyatakan komitmennya, PBI sudah membuat gerakan supaya kebaya tercatat sebagai warisan budaya takbenda milik Indonesia.

"Bagaimana pun tujuan kita adalah melestarikan kebaya sebagai warisan budaya berbusana para leluhur."

Hal itu dikatakan ketua Umum (Ketum) PBI, Rahmi Hidayati, dalam pernyataan resminya, Selasa (2/8/2022).

"Bahwa kebaya juga dipakai oleh wanita dari negara lain, tidak bisa kita nafikkan kenyataan itu," sambung dia.

Segera dibentuk tim

Di sisi lain, Direktur Perlindungan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendibuk Ristek, Irini Dewi Wanti, menyebut persiapan pendaftaran kebaya ke Unesco sudah dilakukan.

Yaitu dengan menyiapkan berbagai dokumen pendukung yang segera diserahkan pada bulan Oktober.

Nantinya dokumen warisan budaya takbenda atas kebaya akan dikirimkan ke Sekretariat Intangible Cultural Heritage (IHC).

Irini juga mengatakan, tim penyusun naskah atau dossier akan dibentuk oleh Pemerintah.

Perlu diketahui bahwa dossier terdiri dari beberapa ahli yang secara akademis maupun teknis punya pemahaman tentang kebaya.

"Perlu disiapkan juga komponen pendukung, seperti foto, film dokumenter, dan dokumen lain yang memperkuat penjelasan yang tertuang dalam naskah," jelas Irini.

Dia menyampaikan, pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya takbenda Indonesia ke Unesco juga memerlukan peran komunitas maupun pemerhati budaya.

Dukungan kebaya sebagai warisan takbenda Indonesia

Untuk mendukung proses pendaftaran ke Unesco, PBI akan bergerak untuk mendata sebaran pemakaian kebaya di Indonesia.

Komunitas itu turut mencatat jenis dan komunitas yang aktif menjaga warisan budaya kebaya.

Dalam keterangan resminya, PBI mengatakan bahwa beberapa akademisi di bidang budaya juga bergabung dengan komunitasnya.

Dengan begitu mereka dapat mengkaji busana daerah, kebaya, maupun naskah kuno.

"Kami tidak bisa bergerak sendiri. Perlu bergandengan tangan dengan komunitas lain yang juga memiliki kecintaan dan perhatian terhadap pelestarian budaya," kata Irini.

Dia menambahkan bahwa PBI saat ini sudah berkolaborasi dengan berbagai lembaga, baik di bidang teknologi informasi maupun komunitas pelestari budaya.

Itu dilakukan untuk menunjang dukungan pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya takbenda Indonesia ke Unesco.

Di sisi lain PBI juga akan membantu mempersiapkan berbagai berkas untuk mendaftarkan kebaya ke Unesco.

kesiapan PBI dibuktikan dengan menggandeng pihak yang pernah mendaftarkan kesenian pencak silat ke Unesco.

"Kami jadi paham apa-apa saja yang perlu dilakukan, dokumen apa saja yang harus disiapkan," kata Ketua PBI Bogor, Sitawati Ken Utami.

"Pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan (Kemendikbud Ristek) yang akan memimpin secara resmi," tambah dia.

Slogan "Kebaya Goes To Unesco"

Untuk menggairahkan pendaftaran ke Unesco, PBI bersama berbagai pihak menggaungkan slogan "Kebaya Goes To Unesco".

Slogan tersebut dibuat untuk menunjukkan kecintaan terhadap kebaya sebagai busana nenek moyang.

Sitawati menjelaskan, sebenarnya sudah ada kebaya yang didaftarkan sebagai budaya Indonesia.

Namun, warisan yang tercatat baru Kebaya Kerancang asal DKI Jakarta dan Kebaya Labu dari Riau.

"Tapi untuk pendaftaran ke Unesco, belum diputuskan jenis mana yang akan diajukan," terang Sitawati.

"Seperti kita tahu, ada Kebaya Basiba, Kebaya Kutubaru, Kebaya Kerancang, Kebaya Kartini, Kebaya Noni,dan lain-lain."

Sebagai pihak yang getol mendukung pendaftaran kebaya ke Unesco, PBI dengan sembilan cabangnya terus bergerak mengadakan berbagai kegiatan berkebaya.

Cabang PBI berlokasi di Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Ambarawa, Banten, Pekalongan, Bali, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

PBI ingin masyarakat ikut memberikan dorongan dan semakin paham model busana apa yang disebut sebagai kebaya.

Kegiatan seputar kebaya yang digelar PBI, antara lain fashion show, diskusi, pawai,senam, sepedaan, dan hiking maupun jalan santai sambil berkebaya.

"Berbagai kegiatan menunjukkan bahwa kebaya bisa dipakai di ana saja dengan beragam aktivitas. Mari sama-sama kita lestarikan kebaya," pungkas Sitawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com