Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Makanan Olahan Menyebabkan Degenerasi Otak

Kompas.com - 03/08/2022, 08:08 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan olahan atau ultra proses seperti kentang goreng atau burger memang menggoda selera.

Namun jika terlalu sering dikonsumsi, makanan olahan ini bisa meningkatkan risiko penyakit termasuk obesitas, gangguan jantung, diabetes dan kanker.

Studi terbaru mengungkapkan, mengonsumsi makanan ultra proses melebihi 20 persen dari asupan kalori harian dapat menyebabkan penurunan kognitif.

Penurunan kognitif itu terjadi di area otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif --kemampuan untuk memproses informasi dan membuat keputusan.

Pria dan wanita yang makan makanan ultra proses memiliki tingkat penurunan kognitif 28 persen lebih cepat dan tingkat penurunan fungsi eksekutif 25 persen lebih cepat.

Hasil tersebut dibandingkan peserta yang makan makanan olahan lebih sedikit.

"Meskipun membutuhkan studi lebih lanjut, hasil baru ini relatif menarik dan menekankan peran penting nutrisi yang tepat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit otak seiring bertambahnya usia."

Demikian kata Rudy Tanzi, profesor neurologi di Harvard Medical School dan direktur unit penelitian genetika dan penuaan di Massachusetts General Hospital di Boston, AS. Dia tidak terlibat dalam studi ini.

Tanzi mengatakan, makanan ultra proses cenderung tinggi kadar gula, garam dan lemak.

"Semua itu memicu peradangan sistemik, yang mungkin menjadi ancaman paling utama terhadap penuaan di tubuh dan otak."

"Makanan cepat saji juga menggantikan makanan yang tinggi serat nabati yang penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan bakteri dalam mikrobioma usus kita," tambahnya.

"Hal itu penting untuk kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit otak terkait usia seperti penyakit alzheimer."

ilustrasi fast food atau junk food. SHUTTERSTOCK/margouillat photo ilustrasi fast food atau junk food.
Studi yang dipresentasikan di Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer 2022 di San Diego, AS ini meneliti lebih dari 10.000 orang Brasil hingga 10 tahun.

Lebih dari separuh peserta studi adalah wanita, berkulit putih atau berpendidikan perguruan tinggi, dengan usia rata-rata 51 tahun.

Para peneliti memberikan tes kognitif kepada peserta seperti mengingat kata secara langsung dan tertunda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com