Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kondisi Ibu Hamil yang Tak Boleh Dipaksa Lahiran Normal

Kompas.com - 03/08/2022, 13:20 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Cerita pilu dialami pasangan suami-istri asal Jombang, Jawa Timur yang harus kehilangan bayi mereka karena diduga telah dipaksa lahiran normal.

Kekecewaan keluarga pasien terhadap pelayanan RSUD Jombang, Jawa Timur viral di Twitter oleh cuitan @MinDesiyaa, yang merupakan sepupu korban.

Dia mengungkapkan bahwa petugas medis di RSUD Jombang tidak menghiraukan rujukan Puskesmas untuk melakukan prosedur persalinan caesar.

Malah prosedur yang dilakukan adalah proses persalinan normal yang menyebabkan kecelakaan dalam persalinan terjadi.

Kepala bayi keluar lebih dulu, namun proses berikutnya badan bayi tidak bisa keluar hingga terjepit di bagian leher dan bayi meninggal dunia.

Upaya petugas medis yang menangani persalinan pun tak mampu mengeluarkan bayi melalui jalan kelahiran.

Baca juga: Bayi Meninggal Saat Persalinan, RSUD Jombang Minta Maaf, Orangtua Ungkap Cerita Memiluka

Kondisi medis yang tak disarankan untuk lahiran normal

Dalam hal ini, ada beberapa kondisi medis pada ibu hamil yang tidak boleh dipaksa untuk lahiran secara normal.

Sebagaimana dikutip Healthline, persalinan caesar mungkin bisa dijadwalkan sebagai rekomendasi proses persalinan yang tepat demi keselamatan ibu dan bayi di dalam kandungan.

Berikut beberapa alasan medis yang paling umum untuk melakukan operasi caesar.

Baca juga: Ketahui Keuntungan Persalinan Caesar dengan Metode ERACS

1. Persalinan yang memakan waktu lama

Proses persalinan yang berlangsung lama atau disebut prolonged labor merupakan alasan untuk hampir sepertiga operasi caesar.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, operasi caesar bisa segera dilakukan jika ibu hamil melalui proses persalinan normal lebih dari 20 jam (untuk persalinan pertama) atau lebih dari 14 jam untuk persalinan anak kedua.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ukuran atau berat badan bayi yang terlalu besar atau bayi kembar.

Sebab, ukuran bayi yang terlalu besar ini tidak sebanding dengan jalan lahir dan memicu proses persalinan normal menjadi lebih lama.

Sedangkan pada ibu hamil anak kembar lebih dari dua dapat membuat proses persalinan menjadi lebih lama.

Dokter biasanya akan mempertimbangkan operasi caesar untuk menghindari berbagai komplikasi.

2. Posisi bayi abnormal

Agar proses persalinan normal berjalan lancar, posisi bayi harus berada di dekat panggul atau jalan lahir.

Tapi terkadang, posisi bayi yang tidak normal bisa saja terjadi. Beberapa contohnya adalah kepala bayi berada di atas, atau posisi kaki berada di dekat jalan kelahiran.

Posisi janin yang terlilit tali pusat juga bisa menghambat persalinan normal dan termasuk dalam kategori posisi bayi yang tidak normal.

Dalam kasus tersebut, operasi caesar mungkin merupakan cara teraman dalam proses persalinan.

3. Terdapat gangguan janin

Dokter akan merekomendasikan untuk melakukan persalinan caesar apabila ibu hamil mengalami gangguan janin.

Seperti terjadi kebocoran plasenta, plasenta menutupi jalan kelahiran atau leher rahim dan lain sebagainya.

 

Ilustrasi tim dokter tengah membantu proses persalinan lewat metode operasi caesar.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Ilustrasi tim dokter tengah membantu proses persalinan lewat metode operasi caesar.

4. Adanya cacat lahir

Demi mengurangi risiko komplikasi saat persalinan, dokter akan memilih melahirkan bayi dengan operasi caesar bila ada kondisi cacat lahir tertentu.

Seperti kelebihan cairan di otak atau penyakit jantung bawaan. 

5. Pernah operasi caesar sebelumnya

Sekitar 90 persen perempuan yang pernah menjalani operasi caesar, maka akan disarankan untuk operasi caesar di persalinan selanjutnya.

Meski begitu, ibu hamil harus berkonsultasi dulu ke dokter jika ingin mencoba metode persalinan normal atau metode lainnya untuk memastikan keamanan ibu dan bayi.

6. Kondisi kesehatan kronis

Beberapa kondisi kesehatan kronis yang dialami ibu hamil seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau diabetes gestasional juga disarankan untuk menempuh operasi caesar saat melahirkan.

Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan operasi caesar bila ibu hamil memiliki beberapa kondisi lainnya seperti ibu dengan HIV/AIDS, herpes genital atau infeksi lain karena penyakit tersebut dapat ditularkan ke bayi melalui proses persalinan normal.

7. Panggul terlalu kecil

Ibu hamil dengan panggul yang terlalu kecil atau cephalopelvic diproportion (CPD) membuat bayi kesulitan keluar dari rahim dengan jalan persalinan normal.

Atau kepala bayi yang lebih besar dari jalan kelahiran. Dalam dua kasus tersebut, bayi sudah jelas tidak bisa melewati vagina dengan aman.

Untuk itu, operasi caesar perlu dilakukan demi keselamatan ibu dan bayi.

Baca juga: Kenali Perbedaan antara Metode ERACS dan Operasi Caesar Konvensional

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com