Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Karyawan Merasa Produktif Jika Dapat Mengungkapkan Emosi

Kompas.com - 03/08/2022, 20:46 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Metro

KOMPAS.com - Ada sejumlah faktor yang dapat mendorong karyawan merasa lebih produktif di tempat kerja.

Selain lingkungan kerja yang tidak toxic, terbukanya kesempatan untuk mengungkapkan emosi ternyata bisa meningkatkan produktivitas karyawan.

Keterkaitan antara keduanya terungkap setelah situs jejaring sosial pencari kerja dan karier, LinkedIn, menggelar studi.

Dilansir dari Metro, LinkedIn mengatakan, 65 persen karyawan merasa lebih produktif jika nyaman membuka diri dengan rekannya di tempat kerja.

Pasalnya mereka dapat membagikan emosi, mulai dari humor, frustasi, hingga perasaan sedih.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Dilakukan Orang Produktif, Sudah Tahu?

Perasaan karyawan

LinkedIn mendapati fakta bahwa emosi yang paling umum dibagikan karyawan di tempat kerja adalah humor.

Hal tersebut menjadi cara bagi pekerja yang rentan untuk membantu mereka mengurangi stres dan kecemasan.

Di samping itu, separuh lebih karyawan juga merasa mampu memberi tahu atasan bahwa mereka kewalahan.

Terbuka juga peluang bagi mereka untuk lebih terbuka dengan perasaan diri sendiri di tempat kerja yang membuat kecemasan berkurang.

LinkedIn menyampaikan, terbukanya komunikasi dapat mendorong percakapan secara lebih pribadi sebesar 63 persen.

Sementara 53 persen karyawan lainnya merasa cukup nyaman membicarakan keluarga dan perasaan kehilangan.

Di sisi lain sebanyak 48 persen karyawan dapat mengungkapkan kelelahan dan stres dan 45 persen lainnya seputar kesehatan mental.

Meski begitu, masih ada stigma tentang menunjukkan emosi negatif di tempat kerja.

Dengan 35 persen tidak dapat terbuka sepenuhnya karena takut dianggap tidak mampu mengatasi dan 32 persen sisanya takut terhadap penilaian.

Baca juga: Tertawa Bisa Bikin Kerja Lebih Produktif, Apa Alasannya?

Untuk membantu karyawan menjadi lebih terbuka, pekerja Inggris yang disurvei 43 persen menyebutkan work life balance.

Sementara 32 persen membutuhkan dukungan emosional yang lebih baik dari manajemen dan 31 persen perlu budaya kerja yang berempati.

Studi LinkedIn juga mendapati 8 dari 10 pekerja mempercayai humor sebagai faktor terpenting bagi perusahaan.

Sebanyak 69 persen juga menginginkan lebih banyak humor di tempat kerjanya.

Namun, masih ditemukan adanya kesenjangan pandangan antargenerasi mengenai humor di tempat kerja.

Sebesar 22 persen pekerja muda Inggris berusia 16-24 tahun percaya menjadi lucu di tempat kerja akan membuat mereka cepat mendapat promosi.

Persentase itu tiga kali lebih tinggi daripada pekerja berusia 55 tahun ke atas yang disurvei.

Kesenjangan antar generasi juga terlihat antara karyawan yang menceritakan humor di kantor.

18 persen dari mereka yang berusia 55 tahun mengaku tidak pernah melakukannya.

Sementara karyawan berusia muda, yang terdiri dari milenial dan generasi Z, sebanyak 2 persen tidak melakukannya.

Baca juga: Manfaat Self Talk dan Tips Melakukannya Secara Produktif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Metro
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com