Jika bisa melakukannya satu jam setelah melahirkan dan sesering mungkin maka proses pemberian ASI akan jadi lebih mudah dan baik.
Jadi tak perlu memisahka ibu dan bayi setelah proses persalinan demi mendapatkan istirahat yang berkualitas.
Baca juga: Antipanik Saat Hadapi Masalah Menyusui Bayi Baru Lahir
Keluarga dan lingkungan sekitar biasanya terjebak mitos dan melarang ibu mengkonsumsi makanan yang kaya rasa selama menyusui termasuk pedas dan asin.
Padahal, seorang ibu yang sedang memberikan ASI perlu asupan nutrisi yang seimbang, bukan hanya makanan yang hambar.
UNICEF menekankan jika seorang perempuan tak perlu mengubah kebiasaan makannya ketika menyusui anaknya.
Alasannya, bayi terpapar pada preferensi makanan ibu mereka sejak berada di dalam rahim.
Menyusui memang menjadi lebih mudah dimulai jika dimulai pada jam pertama setelah lahir karena refleks bayi sangat kuat pada saat itu.
Namun jika itu tidak memungkinkan, karena berbagai alasan, lakukan sesegara mungkin.
Ibu dan bayi bisa tetap belajar menjalani proses menyusui tersebut meskipun sedikit terlambat, tanpa memengaruhi kualitasnya.
Baca juga: Manfaat Ekstrak Kolostrum untuk Rawat Kulit Bayi
Para ibu boleh saja mengkombinasikan susu formula dengan pemberian ASI kepada bayi, jika diperlukan.
Pastikan untuk mencari informasi yang tidak bias tentang susu formula dan produk lain yang menggantikan ASI.
Namun guna menjaga produksi ASI, biarkan anak tetap menyusu secara langsung dari payudara.
Baca juga: Rekomendasi Makanan Pendamping ASI yang Bernutrisi
Ini adalah salah satu mitos paling menyesatkan yang sukses membuat galau banyak ibu muda.
Padahal, hampir semua ibu menghasilkan jumlah ASI yang tepat untuk kebutuhan bayinya.
Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi menempel pada payudara, frekuensi menyusui dan seberapa baik bayi menyerap nutrisinya.