Seperti bertanya soal pekerjaan yang dilakukan hari ini atau tugas rumah yang sudah diselesaikan.
Akan tetapi pasangan bahagia biasanya membangun percakapan lebih dari sekadar basa-basi.
Mereka dapat menyelami dan memprioritaskan percakapan menjadi lebih bermakna.
"Mereka tidak hanya mendiskusikan hari mereka berjalan dan apa yang dianggap lucu," ujar konselor kesehatan berlisensi asal Washiongton DC, AS, Joanne Frederick.
Pasangan yang bahagia tidak sembarangan menuduh kekasihnya dengan hal yang tidak-tidak.
Itu biasanya terjadi ketika salah satu pasangan merasa dikecewakan atau tersakiti perasaannya.
Seperti menuduh pasangan menyakiti hatinya dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Pasangan yang bahagia dikatakan Delawalla tidak mudah berprasangka buruk dengan pacar, suami atau istrinya.
Baca juga: 5 Love Language pada Pasangan agar Hubungan Kian Mesra
Mereka justru memulai percakapan dengan baik-baik dan memberi tahu bahwa perasaannya terluka.
"Kemudian percakapan dapat dengan cepat beralih ke memperhatikan perasaan terluka atau memecahkan masalah sehingga tidak terjadi lagi," tutur Delawalla.
Ia mengatakan, perilaku pasangan itu memungkinkan mereka untuk memaafkan satu sama lain.
Kedua pasangan juga bisa saling membantu untuk sama-sama bergerak maju.
Sangat lumrah bagi pasangan apabila ingin menghabiskan waktu hanya berdua ketika masa awal menjalin hubungan.
Akan tetapi, Frederick mengingatkan masing-masing pasangan untuk melakukan minat pribadi.
Misalnya dengan menjalani hobi dan membangun persahabatan yang terpisah dari hubungan mereka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.