Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, Berbagai Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Stroke

Kompas.com - 07/08/2022, 12:00 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Penyakit stroke tidak bisa dipandang sepele. Jika tidak ditangani segera, serangan stroke dapat menyebabkan cacat permanen hingga kematian.

Stroke bisa terjadi karena dua faktor. Pertama, stroke akibat penyumbatan pembuluh darah oleh plak atau lemak darah (stroke iskemik).

Kemudian, ada stroke yang disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat tekanan darah yang terlalu tinggi (stroke hemoragik).

Baca juga: Tidur Siang Terlalu Sering, Risiko Hipertensi dan Stroke Menghantui

Gaya hidup yang bisa memicu risiko stroke

"Penyebab umum stroke masih jarang ditangani, dan kesadaran akan faktor risiko stroke masih rendah," tutur Brett Cucchiara, MD, profesor neurologi di Penn Medicine, Amerika Serikat.

"Ada langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan individu untuk secara drastis mengurangi risiko stroke."

Berikut empat kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko stroke, menurut Cucchiara.

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama penyakit stroke.

"Hipertensi disebut sebagai silent killer karena individu seringkali tidak tahu mereka mengidap hipertensi," ujar Cucchiara.

"Kita tidak bisa merasakan itu karena tidak menimbulkan rasa sakit. Jadi, kita perlu memeriksakan tekanan darah, itu penting."

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Bikin Pusing? Ini Penjelasannya...

2. Obesitas

Studi menunjukkan kelebihan berat badan atau obesitas dapat secara signifikan meningkatkan risiko stroke.

"Studi lain menemukan, obesitas terkait dengan penyakit jantung koroner, tetapi risiko stroke yang terkait penambahan berat badan sampai studi ini menjadi masalah yang diperdebatkan."

Demikian dikatakan Tobias Kurth, konsultan epidemiologi di Divison of Preventive Medicine di Brigham and Women's Hospital (BWH).

"Ditemukan, ada peningkatan dalam peluang kita terkena stroke jika kita kelebihan berat badan atau obesitas."

Baca juga: Serba-serbi Obesitas, Penyakit atau Bukan?

"Temuan kami menggarisbawahi fakta bahwa risiko stroke dapat dimodifikasi jika menyangkut berat badan," sambungnya.

"Pencegahan stroke bisa menjadi manfaat lain terkait mencegah kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa."

3. Minum minuman beralkohol

Efek buruk alkohol tidak hanya terhadap organ hati. Jika mencari daftar makanan penyebab perut buncit, alkohol adalah salah satunya -meski ini tergolong kelompok minuman.SHUTTERSTOCK Efek buruk alkohol tidak hanya terhadap organ hati. Jika mencari daftar makanan penyebab perut buncit, alkohol adalah salah satunya -meski ini tergolong kelompok minuman.
Ada banyak bukti yang menghubungkan kebiasaan minum minuman beralkohol dengan stroke.

"Peran konsumsi alkohol dalam risiko stroke sudah dipelajari secara luas," demikian bunyi keterangan studi yang dimuat dalam jurnal Stroke.

"Banyak studi menemukan peningkatan risiko stroke hemoragik dan iskemik terkait konsumsi alkohol berlebihan."

4. Kolesterol tinggi

Terlalu banyak kolesterol dalam darah dapat menyebabkan timbunan lemak menumpuk di arteri, yang membuat arteri menjadi kaku dan pembentukan gumpalan darah.

"Kita tidak dapat merasakan apakah kita memiliki kolesterol tinggi, jadi kita perlu memeriksakan itu," kata Cucchiara.

Baca juga: Daging Sapi vs Kambing, Mana yang Mengandung Kolesterol Lebih Tinggi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com