Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2022, 06:41 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Insider

KOMPAS.com - Sejarah mencatat, kaum wanita menghilangkan rambut dari tubuh mereka sejak zaman kuno, ketika pisau cukur pertama kali ditemukan.

Tetapi, menghilangkan rambut pada area kemaluan baru mulai berkembang dalam beberapa dekade terakhir.

Women's Museum of California mencatat, pada tahun 1987, salon kecantikan pertama di Amerika Serikat menawarkan brazilian wax.

Layanan ini memungkinkan para wanita untuk dapat menghilangkan semua rambut pada area kemaluan dengan bersih.

Baca juga: Mengenal Brazilian Wax, Manfaat, Risiko, dan Persiapan Melakukannya

Sejak saat itu, tren tersebut seperti mendarah daging dalam budaya kebersihan dan kecantikan feminin.

Saat ini, wanita dapat memilih berbagai macam perawatan untuk menghilangkan rambut kemaluan melalui waxing, mencukur, menghilangkan dengan laser, atau pun pemangkasan sederhana.

Waxing di rumah

Selain dapat dilakukan di salon kecantikan, proses dengan cara waxing juga ternyata dapat dilakukan sendiri di rumah.

Namun, para ahli ginekologi memperingatkan agar kita tidak melakukan praktik-praktik yang mengoyak rambut dari folikel kulit.

Sebab, kondisi semacam itu berpotensi menyebabkan infeksi kulit di area kemaluan dan menghilangkan rambut yang ada untuk melindungi alat kelamin.

"Rambut kemaluan ada di sana untuk melindungi kulit di sekitar bagian kewanitaan, karena kulit itu sangat sensitif."

Baca juga: Perbedaan Bikini Waxing dan Brazilian Waxing

Demikian penjelasan seorang ginekolog yang berbasis di Chester, New Jersey, Dr Donnica Moore.

Memicu peradangan dan infeksi kulit

Dalam buku berjudul "The Vagina Bible", ginekolog Dr Jen Gunter menjelaskan mengapa sebagian besar metode penghilangan rambut kemaluan tidak bagus untuk tubuh.

Meskipun menghilangkan rambut kemaluan tidak dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV dan klamidia, tetapi tindakan ini bisa memicu terjadinya peradangan dan infeksi pada kulit.

"Pencabutan rambut kemaluan adalah penyebab cedera. Lebih dari 50 persen wanita yang telah menghilangkan rambut kemaluan melaporkan setidaknya satu komplikasi seperti laserasi, luka bakar, ruam, dan infeksi," tulis Dr Gunter.

Metode untuk menghilangkan rambut kemaluan dari folikel tempat tumbuhnya seperti mencukur, waxing, dan sugaring, dapat menyebabkan rambut tumbuh ke dalam.

Baca juga: Metode Mencukur Bulu Sugaring dan Waxing, Apa Bedanya?

Ini juga dapat menyebabkan bagian rambut patah di bawah permukaan folikel.

Di samping itu, rambut yang tumbuh ke dalam juga dapat terinfeksi jika bakteri terjebak dalam folikel rambut.

"Memang kita dapat mengambil berbagai tindakan pencegahan agar rambut tidak tumbuh ke dalam, tetapi tidak ada cara untuk sepenuhnya menghilangkan risiko itu," lanjut dia.

 

Tips waxing yang aman di rumah

Walaupun sebagian besar ahli ginekologi tidak menyetujui waxing untuk menghilangkan rambut kemaluan, namun Dr Gunter mengaku ada metode penghilangan bulu yang secara pribadi lebih dia sukai.

"Ini tidak berarti Anda harus melakukannya, karena teknik saya belum pernah dipelajari," tulis dia.

"Saya menerima bahwa pencabutan rambut kemaluan memiliki risiko, tetapi saya lebih suka rambut kemaluan tidak menonjol keluar dari celana dalam," ujar dia.

Gunter pun mengikuti beberapa aturan yang ditetapkan sendiri ketika dia melakukan waxing.

Dan itu juga merupakan kunci bagi siapa pun yang ingin melakukan waxing dengan aman di rumah sebagai berikut:

Baca juga: Shaving vs Waxing, Mana yang Terbaik untuk Kulit?

1. Tidak melakukan waxing pada labia majora (bibir alat kelamin bagian luar) atau di dekat anusnya.

Sebab, pencabutan di daerah itu dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.

Sebagai gantinya, Dr Gunter akan memangkas rambut yang terletak di atas labia majora.

2. Lalu, beberapa jam sebelum melakukan waxing, bersihkan area di sekitar garis celana dalam atau bikini dengan lap antibakteri yang dirancang khusus untuk kulit.

3. Selain itu, dia juga menggunakan tongkat lilin yang baru setiap kali mencelupkan ke dalam lilin panas untuk tetap menjaga kebersihan.

Sebelum menghilangkan rambut, dia akan menguji suhu lilin pada paha bagian dalam sebelum menempatkannya pada alat kelamin, demi mencegah luka bakar.

4. Perawatan setelah waxing juga penting dengan menghindari membersihkan area rambut kemaluannya selama sisa hari itu.

Baca juga: Tertarik Coba Bikini Waxing? Ini Tipsnya Supaya Nyaman

5. Pada hari berikutnya, dia menyarankan kita menggunakan pembersih dan minyak kelapa pada vulva untuk mendisinfeksi dan melembapkan area tersebut.

Seminggu kemudian, gunakan bantalan atau kapas pembersih yang mengandung asam salisilat setiap beberapa hari untuk mencegah rambut tumbuh ke dalam dan bakteri terbentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Insider
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com