KOMPAS.com - Tradisi memberikan cincin pada pasangan saat bertunangan dan menikah sebenarnya telah ada sejak lama.
Sejarah mencatat, kebiasaan ini sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno atau lebih dari 5000 tahun lalu untuk cincin kawin, dan sejak tahun 1477 untuk cincin tunangan.
Archduke Maximilian dari Austria adalah orang pertama yang menggunakan cincin pertunangan berlian. Ini terjadi saat dia melamar Mary dari Burgundia.
Selanjutnya, tradisi memberikan cincin tunangan dan cincin kawin pun masih dipertahankan hingga kini.
Baca juga: Cincin Tunangan Palsu alias Imitasi Kini Jadi Tren, Apa Sebabnya?
Alasannya tentu saja cincin dianggap sebagai benda sakral yang melambangkan ikatan cinta abadi antara pasangan.
Namun ada yang menarik.
Meski keduanya terlihat mirip, rupanya cincin tunangan dan cincin kawin memiliki perbedaan.
Berikut perbedaan antara cincin tunangan dan cincin kawin.
Dilihat dari desain, cincin tunangan lebih mewah dibanding cincin kawin, dan biasa dihiasi batu permata (center stone) di tengah cincinnya yang statement.
Di sisi lain, cincin kawin umumnya jauh lebih sederhana. Jika dihiasi dengan berlian atau permata, biasanya ukurannya mungil, tidak seperti cincin tunangan.
Selain desain, perbedaan cincin tunangan dan cincin kawin adalah waktunya diberikan.
Cincin tunangan diberikan saat proses lamaran, sementara cincin kawin diberikan di pesta pernikahan, saat pasangan pengantin mengucap janji suci.
Baca juga: Intip Cincin Tunangan Para Selebritas, dari J.Lo hingga Megan Fox
Baik cincin tunangan maupun cincin kawin, keduanya memiliki gaya berbeda.
Biasanya, cincin kawin memiliki kesan klasik, modern, atau vintage yang bergantung dari fiturnya.
Cincin kawin klasik biasanya akan terlihat sederhana namun memiliki estetika yang “timeless,” dengan single band berbentuk lingkaran sempurna, dan tanpa detail lain selain berlian mungil.