Banyak orang menghindari makanan tertentu saat diet. Padahal, ada logika "jahat" di balik menetapkan pantangan makan sesuatu.
Yaitu bisa membuat nafsu makan kita berlebihan ketika suatu saat ada kesempatan untuk menikmati makanan yang dilarang tersebut.
Justru sebaliknya, jika kita menerima segala makanan apapun untuk dikonsumsi, maka lambat laun keinginan atau hasrat untuk ngidam sesuatu bisa lebih mudah ditekan.
Sehingga apapun yang kita konsumsi jumlahnya lebih mudah ditakar agar tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Penurunan berat badan sebetulnya berpusat pada sistem metabolisme tubuh, hingga seberapa baik tubuh kita mencerna makanan yang dikonsumsi.
Mengunyah dan menikmati makanan sampai terlumat di dalam mulut, setidaknya dapat membuat makanan lebih mudah dicerna lambung.
Menurut para ahli, ini adalah salah satu kiat penurunan berat badan yang sangat efektif.
Ketika makanan yang masuk ke lambung itu sudah dalam kondisi terlumat maksimal, maka proses metabolisme akan lebih mudah, termasuk dalam memilah kalori menjadi energi.
Apalah artinya diet tanpa kualitas tidur yang baik. Para peneliti telah membuktikan dampak dari orang yang kurang tidur, salah satunya tubuh menjadi cepat lapar.
Hormon pemicu rasa lapar pun akan membuat kita lebih banyak mengonsumsi kalori, sehingga program diet bisa gagal.
Balik lagi ke proses penurunan berat badan yang sesungguhnya semua itu membutuhkan proses.
Jangan karena sudah beberapa hari sukses melakukan defisit kalori, lalu jadi terlalu sering menimbang berat badan.
Sebab, jika berat badan tidak ada perubahan kita bisa lebih mudah merasa stres, hingga akhirnya kehilangan motivasi.
Sebaiknya, menimbang berat badan minimal dilakukan satu kali dalam seminggu setelah kita disiplin menerapkan berbagai cara menurunkan berat badan.
Kemudian lakukan itu pada waktu yang sama dan pakaian yang sama untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Baca juga: Ahli Diet Sarankan Menu Sarapan Ini bagi Penderita Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.