Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepergok Stalking Media Sosial Mantan? Jangan Panik, Ini Solusinya

Kompas.com - 12/08/2022, 10:29 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Huff Post

KOMPAS.com - Stalking media sosial orang lain memang kegiatan yang mengasyikkan,

Baik itu akun mantan pacar, calon atasan, rekan kerja, atau sosok yang tidak dikenal namun menarik perhatian kita.

Tak jarang, keasyikan memantau konten orang lain membuat kita ceroboh dan tak sengaja memencet tombol like.

Tentunya ini membuat kita panik karena ketahuan menyimak unggahan orang tersebut.

Baca juga: Mengapa Ada Keinginan Stalking Mantan Setelah Putus

Jika sudah begitu, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Stalking media sosial termasuk perilaku normal

Sebenarnya, kita tak perlu malu jika tepergok tengah stalking media sosial orang lain karena itu adalah perilaku yang relatif normal.

“Ada unsur [stalking media sosial] yang sifatnya sangat manusiawi,” kata Devan Rosen, profesor media baru di Ithaca College, Amerika Serikat.

"Manusia memiliki rasa ingin tahu bawaan tentang apa yang orang lakukan dan kita mencari pengurangan ketidakpastian," tambahnya, dikutip dari Huffpost.

Dulunya itu dilakukan dengan komunikasi langsung namun kecanggihan internet memungkinkan kita mengumpulkan serpihan informasi lewat konten-konten orang tersebut.

Baca juga: 5 Efek Buruk Sering Stalking Mantan Pacar di Media Sosial

Stalking di media sosial berbeda dengan penguntitan di dunia nyata yang melanggar izin dan batas privasi.

"Bagaimana Anda bisa melanggar privasi seseorang saat Anda melihat sesuatu yang mereka bagikan secara publik dan Anda terhubung sebagai teman?" kata Devan.

"Orang-orang stalking untuk memeriksa orang-orang yang mungkin tidak mereka periksa di kehidupan nyata," kata Ebony Butler, seorang psikolog di AS.

Itu dilakukan demi perasaan nostalgia atau ingin membandingkan hidup dan apa yang dilakukan orang lain.

Manfaat stalking media sosial orang lain

Rupanya, ada manfaat yang didapat dari kebiasaan stalking Instagram orang lain dari kacamata ahli.

Britt Frank, seorang psikoterapis menilai perilaku ini membuat kita bisa mengenali kesamaan diri dengan orang tersebut sekaligus sebagai 'persiapan' ketika berinteraksi langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com