KOMPAS.com - Hidup di antara keluarga toxic lambat laun akan memberikan pengaruh negatif pada kesehatan mental kita.
Konflik yang muncul dalam keluarga sebenarnya adalah hal yang normal namun dalam sejumlah kasus, kondisinya sangat buruk sehingga bisa dikategorikan beracun.
Keluarga toxic adalah keluarga yang para anggotanya secara teratur melakukan indakan yang menyakiti atau berdampak negatif satu sama lain.
Baca juga: 6 Tanda Kita Mengalami Kekerasan Emosional dari Orangtua di Masa Kecil
Perpetua Neo, psikolog yang aktif di Singapura mengatakan penting untuk membedakan tindakan toxic yang dilakukan anggota keluarga dengan unit keluarga yang toxic.
"Yang pertama adalah ketika itu mendarah daging dalam kepribadian kita, dan kita secara aktif menikmati menyakiti orang lain; yang kedua sesuai dengan aspek perilaku kita," katanya, dikutip dari Mind, Body, Green.
Tumbuh besar dalam keluarga yang toxic atau sekitar anggota keluarga dengan tindakan tersebut akan berdampak pada kondisi mental kita, disadari atau tidak.
Menurut psikoterapis Annette Nuñez, Ph.D., LMFT, hal itu dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan perasaan "berjalan di atas kulit telur" meskipun berada di rumah sendiri.
"Itu juga dapat memengaruhi harga diri, harga diri, kepercayaan diri, dan cinta diri seseorang," katanya.
Keluarga toxic kemudian membentuk kita menjadi pribadi yang sangat cemas termasuk memengaruhi cara memandang rumah, keluarga, orang lain dan dunia pada umumnya.
Selain itu, toxic family juga memengaruhi gaya kita dalam menjalin hubungan pribadi termasuk pernikahan.
Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dalam Keluarga
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.