Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2022, 17:29 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak cara untuk menurunkan tingkat stres atau meredakan kecemasan, dan teknik pernapasan bernama box breathing adalah salah satunya.

Nama box breathing ini mungkin terdengar asing bagi kita. Namun faktanya, praktik ini sebenarnya memiliki sejarah panjang, dan berakar dari metode pengobatan Ayurveda.

Nah, apa makna box breathing?

Fasilitator teknik pernapasan Sophie Belle mengatakan bahwa box breathing dapat diartikan sebagai teknik pernapasan empat langkah.

Jadi, kita akan menarik napas selama empat detik, menahannya selama empat detik, menghembuskannya dalam waktu empat detik, lalu kembali menahannya selama empat detik, seperti sebuah kotak.

Menariknya, untuk melakukan teknik yang diklaim telah eksis sejak ribuan tahun ini pun tidak sulit dan dapat dilakukan di mana saja.

Lalu bicara soal dampaknya pada tubuh, box breathing ini dapat membuat napas melambat dan lebih dalam, memaksa pikiran lebih terbuka, membantu saat kita merasa stres.

"Ketika kita secara sadar bernapas, kita memiliki kemampuan untuk mengatur tubuh kita dan mengambilnya dari keadaan stres dan gugup menjadi ketenangan yang sebenarnya," ujar spesialis pernapasan Ali Levine.

Baca juga: Usir Stres dengan Box Breathing, Latihan Napas ala Pasukan Elite AS

Manfaat box breathing

Lalu untuk fungsi, box breathing sebenarnya memiliki tiga fungsi berikut.

Box breathing mengurangi respons stres tubuh

Penelitian menunjukkan bahwa pernapasan diafragma dapat melawan elemen fisik dan mental stres.

Bernapas dalam-dalam seperti pada box breathing bahkan telah terbukti mengurangi konsekuensi fisiologis stres pada orang dewasa.

"Box breathing adalah cara sederhana namun ampuh untuk mengembalikan diri dari mode fight-or-flight ke ritme normal," kata Levine.

Perlu diketahui, saat stres atau tegang, salah satu cara sistem tubuh bereaksi adalah dengan bernapas menjadi lebih cepat dan dangkal.

Nah, jenis pernapasan cepat yang dikenal sebagai hiperventilasi itu sebenarnya apat menurunkan kadar karbon dioksida dalam tubuh dan membuat diri merasa pusing.

Nah, memperlambat pernapasan dapat membantu mengendalikan hiperventilasi. Ini mengembalikan ritme pernapasan serta mengoreksi napas cepat dan dangkal yang terat dengan stres dan kecemasan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com