Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan Segera Tiba, Ini 5 Jenis Ular yang Kerap Masuk Rumah

Kompas.com - 16/08/2022, 10:39 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita sebaiknya waspada terhadap keberadaan ular di dalam maupun di sekitaran rumah, terlebih ketika musim hujan akan tiba.

Pasalnya kemungkinan ular masuk ke pemukiman menjadi lebih tinggi mengingat hewan ini menyukai habitat yang lembap.

Di sisi lain ular bisa berkembang biak di sekitaran saluran air, sawah, atau tanah lapang yang berada di dekat rumah.

Faktor inilah yang menyebabkan hewan melata itu bisa masuk ke pemukiman, bahkan menyerang penghuni rumah hingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Kenapa Ular Tidak Boleh Dibunuh?

Jenis ular yang kerap masuk rumah

Karena sejumlah jenis ular yang masuk ke rumah punya bisa mematikan, tentu kita dituntut untuk lebih waspada.

Dilansir dari situs Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta, berikut daftar ular yang kerap masuk ke rumah.

Ular pucukvia situs Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta Ular pucuk

1. Ular pucuk

Ular ini diberi nama ular pucuk karena wujudnya mirip dengan pucuk tanaman yang berwarna hijau cerah dan panjang.

Ular pucuk bisa dikenali dari tubuhnya ramping dan kecil dengan panjang dapat mencapai hingga dua meter.

Selain itu, ular pucuk punya bentuk kepalanya yang runcing seperti anak panak, mata berukuran sedikir besar, dan pupil berbentuk horizontal.

Ular yang satu ini juga bisa dikenali dari tepian sisik di tubuhnya yang berwarna hitam, putih, atau biru pucat.

Untuk habitatnya, ular pucuk dapat hidup di hutan primer dataran rendah hingga perkebunan dengan ketinggian 2.100 mdpl.

Ular pucuk juga dapat tinggal di semak-semak, pepohonan, perkebunan teh, sawah, vegetasi pinggir jalan, taman kota, termasuk pekarangan rumah.

Ular hijau buntut merahvia Wikipedia Common Ular hijau buntut merah

2. Ular hijau buntut merah

Ular hijau buntut merah atau disebut juga viper hijau termasuk jenis ular dengan bisa berbahaya yang kerap masuk rumah.

Ular tersebut bisa dikenali dari bentuk tubuhnya yang besarnya sedang, agak gemuk pendek, dan tidak begitu lincah.

Di sisi lain ular hujau buntut merah punya warna hijau pada kepala dan tubuh bagian atas dengan bibir kekuningan atau keputihan.

Ada juga belang putih dan hitam pada kulit di bawah sisik tubuh depan dan sisi bawahnya berwarna kuning terang, kuning pucat, atau kehijauan.

Ular hijau buntut merah merupakan jenis ular nokturnal yang biasa merambat di hutam bambu atau belukar di dekat sungai.

Tidak jarang pula, ular ini berdiam di tumpukan kayu atau sudut para-para di belakang rumah.

Bisa ular hijau buntut merah dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit di sekitar area gigitan, bengkak, rasa sakit, kaku, dan rasa nyeri.

Baca juga: Pahami, 6 Langkah Mudah agar Ular Tak Masuk Rumah

Ular weling atau Bungarus candidus Ular weling atau Bungarus candidus

3. Ular weling

Ular weling dengan bisa mematikan dapat masuk ke rumah dan menyerang penghuninya.

Ular yang satu ini punya ciri-ciri yang dapat dikenali, seperti pola belang berwarna hitam-putih di tubuhnya.

Pola gelang ular weling melingkar di sisi atas dan samping tubuh dengan bagian perut berwarna putih.

Di sisi lain ular tersebut tidak mempunyai tanda V terbalik di kepalanya dengan panjang tubuh mencapai 1-1,5 meter.

Ular weling patut diwaspadai lantaran bisanya yang mematikan. Bahkan, racun dari ular ini disebut-sebut lebih berbahaya ketimbang ular kobra.

Butuh waktu sekitar 12 jam bagi bisa ular weling untuk menyebar ke dalam tubuh.

Gigitan ular tersebut memang tidak terasa sakit, namun dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, pusing, diare, hingga kejang.

Baca juga: Lebih Mematikan dari Kobra, Jangan Lakukan Ini Jika Temui Ular Weling

4. Ular tanah

Ular tanah termasuk jenis ular beludak berbisa yang agresif dengan bentuk yang tidak terlalu besar, cenderung gemuk, dan agak pendek.

Ular itu bisa dikenali juga dari warnanya yang cokelat sedikit merahjambu, corak segitiga besar atau cokelat gelap yang dihiasi 25-30 pasang berseling dengan warna terang kekuningan atau keputihan.

Kepala ular tanah juga berbentuk segitiga dengan moncong yang runcing dan berwarna cokelat gelap.

Ular tanah kerap disebut ular cokelat, dan dapat hidup di semak-semak, lahan pertanian yang lembap, hitan belukar, termasuk pemukiman.

Warna dan coraknya yang menyerupai tanah atau sampah membuat ular tesebut bisa berkamuflase dengan baik.

Apabila terinjak dan mematok manusia, gigitan ular tanah terasa menyakitkan dan menyebabkan pembengkakan.

Tidak berhenti sampai di situ, gigitan ular tanah kadang-kadang menimbulkan kematian jaringan.

Korban gigitan ular tanah juga bisa mengalami kerusakan anggota badan sampai harus diamputasi.

Baca juga: Apakah Ular Termasuk Hewan yang Pendendam?

Ular welangMonaco Nature Encyclopedia Ular welang

5. Ular welang

Selain ular weling, ada jenis ular berbisa lainnya yang patut diwaspadai karena berpotensi masuk rumah.

Ular yang dimaksud merupakan ular welang yang bisa dikenali dari pola melintang hitam-kuning di tubuhnya.

Kemudian, ada tonjolan tulang belakang yang membesar di sepanjang tubuh dengan penampang tubuh segitiga.

Ular welang juga mempunyai mata dengan warna hitam, ukuran cukup besar, dan tanda kuning seperti panah di kepalanya.

Ular welang yang sekilas mirip dengan ular weling dapat hidup di hutam hingga lahan pertanian.

Tidak menutup kemungkinan juga ular welang hidup di sekitar pemukiman, lubang hewan pengerat di dekat air, atau gundukan rayap.

Jika manusia dipatok, bisa ular welang bisa menyebabkan efek klinis, seperti pusing, diare, sakit perut, dan muntah.

Di sisi lain bisa ular welang memungkinkan terjadinya kegagalan pernapasan dan kematian.

Baca juga: Kerap Masuk Rumah, Ini Ciri-ciri Ular Weling yang Gigitannya Mematikan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com