"Jadi, hormon DHT itulah yang membuat akar rambut menjadi keras, membuat nutrisi ke akar rambut jadi berkurang, sehingga rambut akan mati dan rontok," jelas dokter. Nina.
Meski begitu, tidak semua pria dengan testosteron tinggi akan mengalami kerontokan hingga kebotakan pada rambut.
Ada faktor lain yang mendukung risiko masalah rambut, yaitu faktor genetika yang sulit untuk dihindari.
"Itu juga tergantung keturunannya. Jadi, kalau ada kakek, atau adik yang rambutnya mengalami kebotakan, biasanya kita akan mengalaminya juga," papar dokter Nina.
Pada fase kerontokan rambut, masing-masing pria juga memiliki pola yang berbeda. Tetapi secara umum, kerontokan rambut yang disebabkan dua faktor tersebut mulai terlihat di usia 20 tahun.
Umumnya kerontokan rambut yang terjadi sudah di atas batas normal, yakni di atas 50-100 helai per hari.
Setelah itu, rambut rontok menjadi lebih banyak di usia 30-35 tahun, yang kemudian memicu pria mengalami kebotakan dan rambut menjadi lebih tipis.
Baca juga: Penyebab Rambut Tipis dan Cara Mengatasinya