Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Atlet Sukses Bisnis Rendang Jengkol, Diekspor hingga ke AS

Kompas.com - 18/08/2022, 06:50 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mantan atlet terjun payung yang sempat mewakili Jawa Barat, Sri Yuliastuti kini sukses jadi pebisnis rendang.

Dengan label "Uni Tutie" pada aneka produk rendangnya, Tutie -biasa dia disapa- sudah mengekspor rendang hingga ke Australia dan Amerika Serikat.

Tutie mengatakan, bisnis rendang yang digeluti itu berawal dari imej-nya sebagai perempuan keturunan Minang yang dianggap bisa memasak rendang dengan cita rasa yang enak.

"Saya memang bukan pemain di ranah kuliner. Awalnya ada teman pengin dibikinin rendang."

"Sebagai orang Minang, ini menjadi suatu tantangan bagi saya. Dari situ, kemudian mulai banyak teman-teman bahkan beberapa pelanggan yang tidak saya kenal memesan rendang ke saya."

Demikian kata Tutie usai acara Pejuang Lokal Bangun Bisnis Anti Gentar yang digelar Blibli.com di Grand Indonesia, Jakarta, belum lama ini.

Tutie mengakui, kepiawaiannya dalam memasak rendang didapatkan secara tidak sengaja.

Dulu, Tutie sering membantu ibunya meracik bumbu rendang saat acara keluarga hingga perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Seiring waktu berjalan, dia dapat memperkirakan sendiri takaran bumbu yang pas hingga cara mengolah rendang dengan cara yang otentik.

Bermula dari pesanan teman dekat, dan tidak sedikit pelanggan yang enggan berpaling dari kelezatan Rendang Uni Tutie, dia mulai menjajakan rendang miliknya ke ranah media sosial.

"Pada tahun 2015, mulai promosi ke media sosial. Waktu itu di Facebook dan lama-lama ke e-commerce," tutur Tutie.

Baca juga: Cintai Produk Lokal UMKM, Blibli Luncurkan Kampanye Maju Tak Gentar Mendukung #PejuangLokal 

 

Rahasia kelezatan Rendang "Uni Tutie"

Ilustrasi rendang khas MinangInstagram (@rendangunitutie) Ilustrasi rendang khas Minang

Setelah bisnis kecil-kecilannya itu mulai dilirik pelanggan, Tutie akhirnya berpikiran untuk melebarkan sayap bisnis kulinernya.

Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak varian menu yang awalnya cuma rendang daging sapi.

Beberapa pilihan rendang yang tersedia adalah rendang jengkol, rendang paru, rendang kacang merah, sambalado hingga kalio.

Semua rendang tersebut dimasak dengan racikan bumbu rendang khas Bukittinggi, Sumatera Barat, yang memiliki ciri khas berwarna kehitaman.

"Dari dulu saya masaknya otentik. Betul-betul dimasak pakai kayu bakar. Bahkan pengerjaannya bisa sampai dua hari," kata Tutie.

Dari segi cita rasa, Tutie juga memahami bahwa rendang otentik itu sebetulnya juga sedikit memiliki rasa yang pedas dan berwarna kehitaman, bukan kecoklatan.

Tipikal rendang otentik itulah yang kemudian terus dipertahankan sebagai produk andalan dari label rendang "Uni Tutie".

Dia juga sengaja memodifikasi rendangnya agar tidak terlalu asin agar lebih mudah diterima oleh semua kalangan.

Rahasianya memang ada pada proses memasak rendang, kaya rempah pada bumbunya dan juga proses memasak rendang otentik yang terus dipertahankan.

"Yang saya tahu, rendang itu kan hitam. Ya saya bikin memang rendang hitam khas Minang."

"Memang tidak memakai banyak cabai, tetapi ciri khasnya berempah," tutur dia.

Menurut Tutie, para pelanggan di Indonesia sangat menyukai rendang daging sapi.

Sedikit berbeda ketika diekspor, rupanya banyak pelanggan Tutie di Amerika Serikat atau negara lainnya, paling banyak disukai adalah rendang jengkol.

"Rendang jengkol itu cukup maju sedari awal. Target awalnya memang orang Asia, tetapi penduduk lokal malah suka juga," ucap Tutie.

Bicara soal harga, Rendang Uni Tutie dijual mulai Rp 30.000 hingga Rp 105.000 per kemasan. Dari hasil jualan aneka rendang ini ini, Tutie bisa mengantongi hingga ratusan juta rupiah per bulannya.

Baca juga: UMKM Payakumbuh Ini Berhasil Ekspor 1 Ton Bumbu Rendang ke Jerman

Standar keamanan pangan diutamakan

Rendang Uni Tutie di acara Pejuang Lokal Bangun Bisnis Anti Gentar yang digelar Blibli.com di Grand Indonesia, Jakarta, Senin (15/8/2022).KOMPAS.COM / DINNO BASKORO Rendang Uni Tutie di acara Pejuang Lokal Bangun Bisnis Anti Gentar yang digelar Blibli.com di Grand Indonesia, Jakarta, Senin (15/8/2022).

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada bisnis rendang milik Tutie. Berbagai kesulitan pun dihadapi, tetapi yang paling terasa adalah melonjaknya kebutuhan logistik.

Tetapi, momen itu dianggapnya sebagai pembelajaran untuk meng-upgrade skala bisnis yang tadinya lokal, kemudian sanggup memenuhi permintaan dan dikirim ke berbagai negara.

Misalnya ke Brunei Darussalam, Paris, Jerman, Denmark, Arab Saudi, Maroko, Australia sampai Amerika Serikat.

Semua itu bisa dilakukan Tutie secara perlahan. Dia fokus menggarap bisnis rendangnya dan selalu berusaha untuk mendapatkan standar keamanan pangan yang diakui. 

"Saya pengin banget rendang ini bisa lebih mendunia, akhirnya saya mulai meningkatkan kualitas lewat sertifikasi keamanan pangan."

Selama pandemi di tahun 2021, kini rendang "Uni Tutie" sudah mengantongi sertifikasi BPOM, Halal MUI, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) hingga Food and Drug Administration (FDA) untuk produk rendang plant based seperti jengkol dan kacang merah.

"Semua itu bisa didapat pelan-pelan. BPOM dulu, Halal MUI, HACCP dan FDA. Karena kalau makanan ingin diekspor, tingkat keamanannya memang harus aman dan jelas," kata Tutie.

Kini, dalam menjalankan bisnisnya Tutie dibantu oleh 12 orang karyawan.

Mereka bekerja menghasilkan rendang bercita rasa tinggi di pabrik rumahan yang berlokasi di kawasan Bogor, Jawa Barat.

"Saya mulai dari berdua, terus lima orang, sekarang ada 12 orang yang masak."

Untuk harapannya ke depan, Tutie ingin melebarkan sayap bisnis rendangnya lebih luas ke beberapa negara lain yang berpotensi menyukai rendang.

"Negara yang paling memungkinkan untuk impor daging lebih mudah itu Timur Tengah. Mudah-mudahan target ke depannya bisa ekspor ke sana."

"Karena di sana juga banyak orang Indonesia, banyak yang haji dan umroh dan ekspor produk makanan berbahan daging juga cukup mudah," ungkap Tutie. 

Baca juga: Resep dan Cara Praktis Membuat Rendang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com