Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Cara Mengelola Pikiran dan Mental Setelah Menikah

Kompas.com - 18/08/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS. com - Saat seseorang sudah memutuskan menikah, pikiran yang sebelumnya hanya berfokus pada diri sendiri harus dimodifikasi.

Ketika sudah terlibat dalam hubungan pernikahan, pendewasaan diri harus dilakukan. Hal ini karena menyatukan idealisme dua kepala untuk satu misi dan tujuan pernikahan yang sama jelas bukan perkara yang mudah.

Buktinya, banyak pasangan yang akhirnya memilih berpisah. Hal ini ditandai dengan angka perceraian yang meningkat tiap tahunnya yang salah satu alasannya adalah ketidakcocokan.

Mengutip Databoks dari laporan BPS, jumlah kasus perceraian pada tahun 2021 mencapai 447.743 kasus. Angka tersebut meningkat 53,50 persen dibandingkan tahun 2020 yang hanya 291.677 kasus.

Sebanyak 337.343 kasus atau 75,34 persen perceraian terjadi karena cerai gugat, yakni perkara yang gugatannya diajukan oleh pihak istri. Sementara sebanyak 110.440 kasus atau 24,66 persen perceraian terjadi karena cerai talak atau oleh suami.

dr. Dharmawan A. Purnama, PhD. Psychiatrist, Psikiater & Founder Smart Mind Center Consulting, dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Life After Me: We” menjelaskan pandangannya mengenai cara menjaga hubungan rumah tangga agar tetap harmonis.

Berikut adalah beberapa cara yang harus dipahami antarpasangan dan dilakukan agar hubungan pernikahan tetap harmonis juga terhindar dari pemikiran atau penyelesaian konflik yang salah.

Hal yang Perlu Dipahami dalam Pernikahan

Dalam teori pertukaran sosial, tindakan sosial adalah ketika manusia saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antarindividu berdasarkan tatanan sosial tertentu. Hal ini menunjukkan adanya konstruksi sosial tentang memberi dan menerima dalam interaksi manusia.

Baca juga: Waspada, Ini Tanda Hubunganmu Toxic

Dalam pernikahan, konstruksi tersebut berupa menerima objek tidak nyata berupa komitmen dan keyakinan atas hubungan. Sedangkan, memberi bermakna usaha menjaga hubungan dengan komitmen, bertanggung jawab, dan saling memahami satu sama lain.

Adapun perubahan kebiasaan, pandangan hidup, hingga pertentangan kecil akan membuat seseorang berulang kali ingin menyerah pada hubungan pernikahan. Apalagi kita akan menghabiskan waktu berdua dengan pasangan dan siap menyaksikan sisi terbaik dan terburuk dari mereka.

Oleh karenanya sebagai individu kita juga harus mengenal diri sendiri dari luar dan dalam terlebih dahulu.

Selain itu, jangan lupa membuat rencana masa depan dengan menyertakan pasangan. Karena rencana tersebut dapat menjadi pengingat adanya tujuan bersama sekaligus memvalidasi keberadaan pasangan.

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan agar hubungan pernikahan tetap harmonis.

Cara Menjaga Hubungan Tetap Harmonis

Edward Waring mengemukakan bahwa cara membangun keintiman dalam hubungan dapat dilakukan melalui keterbukaan diri, misalnya dengan mengadakan agenda rutin untuk bercerita bersama pasangan.

Pertanyaan yang diajukan bisa berupa pertanyaan yang dapat mengeksplorasi informasi terutama perihal rencana masa depan, kebutuhan fisik dan batin, aspirasi, sikap, keyakinan, hingga prinsip satu sama lain.

Hal ini sejalan dengan pendapat para psikolog yang dimuat dalam American Psychological Association (APA).

Baca juga: Berdamai dengan Quarter Life Crisis

Pisahkan ikatan emosional dari keluarga tempat Anda dibesarkan. Hal ini bertujuan membentuk identitas baru dengan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang.

  1. Bangun kebersamaan berdasarkan keintiman sekaligus tetapkan batasan untuk melindungi hak satu sama lain.
  2. Membangun hubungan seksual yang menyenangkan dan privat.
  3. Untuk pasangan dengan anak, rangkul peran sebagai orangtua dengan rencana masa depan yang terstruktur.
  4. Belajarlah untuk melindungi privasi Anda dan pasangan.
  5. Hadapi dan kuasai faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan, misalnya pemikiran yang matang dan finansial.
  6. Menjaga ikatan kuat perkawinan dengan menghadapi kesulitan, seperti menemukan perbedaan atau kemarahan dengan penyelesaian konflik yang baik.
  7. Rasa humor dapat dimanfaatkan agar terhindar dari rasa kebosanan.
  8. Memuaskan kebutuhan masing-masing pasangan atas ketergantungan satu sama lain dan menawarkan dukungan yang berkelanjutan.
  9. Pertahankan gambaran awal kehidupan cinta dengan pasangan, tetapi bukan berarti mengabaikan kenyataan.

Dengarkan lebih lengkap cara menjaga hubungan agar tetap harmonis bersama siniar Anyaman Jiwa episode “Life After Me: We” di spotify. Dengarkan juga episode menarik lainnya mengenai cara menjaga kesehatan mental dalam tiap hubungan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com