Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 22/01/2023, 08:25 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita perlu mengetahui jenis ular berbisa apa saja yang ada di Indonesia agar bisa mengidentifikasi bahaya saat menemui hewan melata ini.

Apalagi ketika musim hujan akan tiba yang menjadi waktu bagi telur ular menetas dan ular keluar dari sarangnya.

Perlu diketahui bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna memiliki 450 spesies ular.

Jumlah tersebut terbagi atas ular berbisa dan tidak bebisa yang bisa dijumpai di hutan, semak-semak, ladang, sawah, daerah lembap, hingga rumah.

Jenis ular berbisa di Indonesia

Supaya kita lebih waspada dengan lingkungan sekitar, berikut sepuluh jenis ular berbisa yang bisa ditemui di Indonesia.

1. Ular kobra

Ular kobra (Naja sumatrana) Ular kobra (Naja sumatrana)
Panjang ular kobra bisa mencapai enam meter dan menjadi ular berbisa dengan jumlah terbesar di dunia.

Untuk diketahui, ular kobra sebenarnya punya sifat pemalu sehingga memilih menghindari kontak dengan manusia.

Sebenarnya ada banyak jenis ular kobra. Namun yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kobra penyembur (spitting cobra), kobra sumatra, dan king kobra.

Dalam hal ini ular kobra dapat ditemui di lahan pertanian, hutan bakau, hingga pemukiman.

Kita ada baiknya tidak bermain-main dengan ular kobra lantaran satu gigitannya dapat membunuh sepuluh orang.

Baca juga: Ini 10 Jenis Ular Cobra Terbesar di Dunia

2. Ular weling

Ular weling atau Bungarus candidus Ular weling atau Bungarus candidus
Ular weling bisa dikenali dari pola gelang pada sisi atas dan samping tubuhnya yang berwarna hitam-putih.

Dalam hal ini, ular weling bisa hidup di lubang tikus atau dekat sumber air, seperti sawah.

Ular dengan nama latin Bungarus candidus itu juga termasuk hewan predator nokturnal yang biasanya aktif pada jam 9-11 malam.

Bisa ular weling berisiko menyebabkan sakit kepala, diare, kejang, paralisis karena saraf berhenti bekerja, dan muntah.

Baca juga: Kerap Masuk Rumah, Ini Ciri-ciri Ular Weling yang Gigitannya Mematikan

3. Ular sendok jawa

Ilustrasi ular kobra Jawa atau Javan spitting cobra (Naja sputatrix) banyak dijumpai di permukiman di Jakarta dan sekitarnya. Ular berbisa, taring ular.SHUTTERSTOCK/Kurit afshen Ilustrasi ular kobra Jawa atau Javan spitting cobra (Naja sputatrix) banyak dijumpai di permukiman di Jakarta dan sekitarnya. Ular berbisa, taring ular.
Ular sendok jawa adalah ular kobra Jawa alias kobra penyembur atau Naja sputatrix. Ini adalah jenis ular dengan bisa berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.

Ular tersebut dapat melakukan penyerangan dengan cara menunjukkan kerudungnya, mendesis, dan menyemburkan bisa dari jarak jauh.

Racun ular sendok jawa patut diwaspadai apabila ular jenis ini sampai menggigit.

Tidak menutup kemungkinan ular sendok jawa menyemburkan bisa ke mata yang bisa menyebabkan luka permanen hingga kebutaan.

Baca juga: 11 Fakta Mengejutkan tentang Ular Cobra

4. Ular welang

Ular welang atau banded krait (Bungarus fasciatus) Ular welang atau banded krait (Bungarus fasciatus)
Ular welang punya pola gelang hitam-putih atau hitam-kuning yang menyelimuti sisi atas, samping, dan perut.

Ular yang persebarannya di Jawa, Kalimantan, Mentawai, Natuna, Sumatra, dan Ambon itu dapat tinggal di hutan, rawa-rawa, bakau, termasuk sawah.

Tidak jarang pula, ular welang ditemukan pada ketinggian yang rendah atau hutan pegunungan dengan ketinggian maksimum 2500 mdpl.

Sama seperti ular weling, ular welang termasuk hewan noktornal yang mempunyai sifat pemalu dan tidak agresif pada malam hari.

Apabila terkena gigitan ular welang, bisa ular ini bersifat neurotoxin yang menyebabkan rasa kantuk pada korbannya.

Rasa kantuk akibat gigitan ular welang sebaiknya tidak dianggap remeh karena bisa mengakibatkan kematian.

Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Ini 5 Jenis Ular yang Kerap Masuk Rumah

5. Ular picung

Ular picung (Rhabdophis subminiatus) Ular picung (Rhabdophis subminiatus)
Ular picung (Rhabdophis subminiatus) mudah diketahui dari warna di bagian leher merah yang sangat mencolok.

Dengan panjang mencapai 1,3 meter, gigitan ular picung bisa menyebabkan kematian bagi korbannya.

Ular tersebut punya persebaran wilayah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

6. Ular hijau ekor merah

Ular hijau buntut merahvia Wikipedia Common Ular hijau buntut merah
Ular hijau ekor merah adalah jenis viper yang mempunyai taring berbentuk engsel dengan panjang maksimal dua centimeter.

Ular tersebut biasa memangsa kadal, burung, cicak, dan binatang lainnya yang berada di pohon.

Tidak jauh berbeda dengan beberapa jenis ular yang sudah disebutkan, ular hijau ekor merah termasuk hewan nokturnal.

Ular hijau ekor merah dapat ditemukan di ladang, hutan hujan tropis, ladang, atau daerah lain pada ketinggian 2.000 mdpl.

Ular tersebut seringkali disalahartikan sebagai ular gadung parai atau ular pucuk dengan panjang 75-90 centimeter dan diameter 2,5 centimeter.

7. Ular bandotan pohon

Ular bandotan pohon atau bandotan kayu Ular bandotan pohon atau bandotan kayu
Ular bandotan pohon atau bandotan kayu (Trimeresurus puniceus) adalah ular beludak yang punya tubuh berwarna cokelat-kuning terang dengan pola bulat atau garis melintang.

Pola dan warna pada tubuh itulah yang membuat mudah berkamuflase di dekat tanaman.

Kita ada baiknya waspada dengan jenis ular tersebut lantaran bisanya yang tinggi apabila menggigit.

Bisa ular bandotan pohon bersifat haemotoksin yang berisiko menyebabkan rasa terbakar.

Ular bandotan punya daerah persebaran di Simalur, Mentawai, Sumatra, Natuna, dan Jawa.

8. Ular tanah

Ular tanahCommons Wikimedia Ular tanah
Ular berbisa lainnya yang patut diwaspadai adalah ular tanah atau bandotan bedor. Pasalnya ular tanah punya warna cokelat yang membuatnya mudah berkamuflase di tanah dan daun kering.

Ular tanah termasuk ular beludak yang pasif, namun berisiko mengigit manusia yang  mendekatinya.

Ular tanah punya gigitan yang menyakitkan, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan.

Dalam beberapa kasus, gigitan ular tersebut menyebabkan matinya jaruingan tubuh lantaran aliran darah tidak mencukupi.

Akibat gigiran ular tanah lainnya adalah menyebabkan disfungsi pada anggota badan korbannya.

Baca juga: Punya Bisa Berbahaya, Ini Ciri-ciri Ular Tanah yang Sering Masuk Rumah

9. Ular bandotan puspa

Ular bandotan puspa (Daboia siamensis) Ular bandotan puspa (Daboia siamensis)
Ular bandotan puspa (Daboia siamensis) bisa kita temukan di perkebunan, tempat-tempat dengan populasi tikus yang banyak, semak, dan ladang rumput.

Jenis ular beludak ini juga dapat memanjat pohon pendek, suka udara yang kering, dan hidup di tanah.

Ular bandotan pusta termasuk hewan pemangsa tupai, tikus, kadal, kodok, kucing dan tergolong hewan nokturnal.

10. Ular cabai kecil

Ular Cabe Merah (Calliophis bivirgata)Tom Charlton/University of Queensland Ular Cabe Merah (Calliophis bivirgata)
Ular cabai kecil dapat hidup di taman rimbun yang tidak terawat, hutan lembap, kebun, termasuk sawah.

Di sisi lain, tempat yang gelap, tertutup, dan lembap juga berpotensi menjadi sarang bagi ular cabai kecil.

Jenis ular tersebut sebenarnya pemalu sehingga jarang terlihat keberadaannya.

Ciri-ciri ular cabai kecil adalah warna merah pada bagian buntut, garis pucat di bagian bawah tubuh, dan garis cokelat-kemerahan di bagian atas tubuh.

Baca juga: Kenapa Ular Tidak Boleh Dibunuh?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com