Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dan Penyebab Anak Laki-laki Terlambat Pubertas

Kompas.com - 19/08/2022, 15:37 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anak laki-laki yang terlambat pubertas sebaiknya tidak dianggap sepele oleh orangtua.

Pasalnya terlambatnya pubertas kemungkinan disebabkan oleh masalah kesehatan dan bisa berdampak pada pertumbuhan anak laki-laki.

Perlu diketahui bahwa pubertas pada anak laki-laki berlangsung dalam lima tahap ketika mereka berusia 9-17 tahun.

Pubertas pada anak laki-laki memang lebih lambat ketimbang anak perempuan yang mengalami masa peralihan ke dewasa saat usia 8-13 tahun.

Baca juga: Ciri-ciri Anak Laki-laki Alami Pubertas, Selain Mimpi Basah

Penyebab anak laki-laki terlambat pubertas

Anak laki-laki yang terlambat pubertas bisa disebabkan oleh masalah perubahan pertumbuhan yang lebih lambat dari biasanya atau late bloomer.

Dilansir dari MedlinePlus, pubertas anak laki-laki yang terlambat juga dapat dipengaruhi oleh hipogonadisme.

Hipogonadisme merupakan kondisi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon untuk pertumbuhan dan perkembangan selama pubertas.

Hal tersebut bisa terjadi apabila testis mengalami gangguan atau tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Faktor lain yang menyebabkan terlambatnya anak laki-laki pubertas adalah masalah pada otak.

Baca juga: Remaja Jangan Takut! Atasi Masalah Pubertas dengan 5 Tips Ini

Kondisi kesehatan yang bisa menimbulkan hipogonadisme:

  • Penyakit celiac
  • Radang usus
  • Underactive thyroid gland
  • Diabetes melitus
  • Fibrosis kistik, lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket
  • Anemia sel sabit
  • Penyakit hati dan ginjal
  • Anoreksia
  • Penyakit autoimun, seperti penyakit Hashimoto dan penyakit Addison
  • Kemoterapi atau pengobatan kanker
  • Tumor di kelenjar pituitari, sindrom Klinefelter, kelainan genetik
  • Tidak adanya testis saat lahir (anorchia)
  • Cedera atau trauma testis.

Gejala

Anak laki-laki membutuhkan waktu selama 3,5-4 tahun untuk menyelesaikan pubertas.

Baca juga: Memahami Pubertas, Masa Transisi Anak Menjadi Lebih Dewasa

Anak laki-laki yang mengalami pubertas tepat pada waktunya akan mengalami:

  • Testis dan penis menjadi lebih besar
  • Tumbuh rambut di wajah, dada, lengan, area genital, dan bagian tubuh lain
  • Kenaikan tinggi dan berat badan
  • Suara berubah menjadi lebih dalam.

Sementara itu, anak laki-laki yang terlambat pubertas dapat merasakan gejala-gejala sebagai berikut:

  • Testis lebih kecil 2,5 centimeter ketika usia 14 tahun
  • Penis lebih kecil dan belum matang pada usia 13 tahun
  • Tidak ada atau sedikit rambut yang tumbuh di tubuh
  • Suara tetap tinggi
  • Tubuh tetap pendek dan kurus
  • Ada timbunan lemak di sekitar pinggul, panggul, perut, dan payudara
  • Anak mengalami stres.

Penanganan

Orangtua dapat membawa anak laki-lakinya yang mengalami keterlambatan pubertas ke dokter.

Baca juga: Anak yang Kegemukan Lebih Cepat Pubertas, Mitos atau Fakta?

Dalam kasus ini, dokter bisa mengecek riwayat terlambat pubertas di dalam keluarga.

Dokter bisa juga melakukan pemeriksaan lain, seperti:

  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon, seperti seks dan hormon tiroid
  • Respon LH terhadap tes darah GnRH
  • Analisis kromosom atau pengujian genetik lainnya
  • MRI kepala untuk tumor
  • Ultrasonografi panggul atau testis.

Di sisi lain anak laki-laki yang terlambat pubertas dapat menjalani terapi hormon.

Anak laki-laki akan mendapat suntikan testosteron di otot setiap empat minggu dengan peningkatan dosis secara perlahan sampaio pubertas terjadi.

Baca juga: Anak Perempuan Masa Kini Lebih Cepat Alami Pubertas, Benarkah?

Terapi hormon dapat dilakukan apabila:

  • Pubertas gagal berkembang
  • Pubertas menyebabkan anak laki-laki tertekan.

Orangtua perlu ingat bahwa rendahnya tingkat hormon seks yang berkaitan dengan terlambatnya pubertas pada anak laki-laki menyebabkan komplikasi.

Di antaranya adalah impotensi, infertilitas, osteoporosis, dan tubuh lemah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com