KOMPAS.com - Gender netral kembali jadi pembahasan di media sosial, kali ini kaitannya dengan anak Nadya Hutagalung.
Bocah remaja yang awalnya dikenal dengan nama Nayla itu memilih mengubah panggilannya menjadi Alex.
Tak hanya itu, ia juga memilih mengidentifikasi diri sebagai gender netral, bukan lagi perempuan seperti sebelumnya.
Baca juga: Pernah Melewati Ujian Hidup, Nadya Hutagalung Belajar Cara Berempati
Beberapa waktu lalu, publik lokal pernah dihebohkan dengan kasus serupa karena pengakuan mahasiswa yang Universitas Hasanuddin (Unhas) yang menyatakan diri sebagai gender netral.
Pernyataannya itu mendapatkan respon negatif dari dosennya sehingga dianggap tidak inklusif.
Namun peristiwa ini juga memicu banyak pertanyaan lebih jauh soal konsep gender netral, yang dikenal juga dengan istilah non-binary.
Maklum saja, istilah maupun konsep tersebut belum terlalu populer di Indonesia, apalagi diterapkan oleh seseorang secara terang-terangan.
Baca juga: Viral, Video Mahasiswa Dikeluarkan Ruangan Usai Mengaku Gender Netral, Ini Penjelasan Unhas
Non-binary alias non biner atau bisa disebut juga gender netral adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya secara eksklusif sebagai laki-laki atau perempuan.
Sebaliknya, mereka bisa menentukan identitas dan pengalaman gendernya sendiri, di luar konsep biner yang berkembang selama ini.
Non-binary adalah konsep yang terpisah dengan orientasi seksual seseorang maupun jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir.
Baca juga: Ketika Jennifer Lopez Perkenalkan Anaknya dengan Gender Netral
Namun pada praktiknya, ada yang mengaitkanya dengan agender, androgini maupun genderqueer.
Tak heran banyak yang kemudian kebingungan untuk membedakannya maupun aplikasinya.
Cara terbaik adalah memastikan kepada yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana mereka ingin diidentifikasi dan terminologi apa yang harus dipakai.
Bagi banyak orang, identitas gendernya berlaku sesuai dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat dilahirkan.
Biasanya ini ditentukan berdasarkan faktor fisik seperti anatomi organ reproduksi eksternal sehingga bisa dikategorikan sebagai laki-laki atau perempuan.
Konsep inilah yang lalu dikenal dengan biner seks.
Orang juga sering menganggap identitas gender sebagai biner berupa laki-laki atau perempuan.
Adapula yang disebut cisgender yakni ketika jenis kelamin seseorang sejalan dengan identitas gendernya.
Misalnya, seseorang yang memiliki anatomi laki-laki dan identitas gender laki-laki disebut cisgender laki-laki, demikian pula sebaliknya.
Sedangkan konsep gender netral atau non-binary, yang ramai dibahas di kasus mahasiswa Unhas, adalah ketika seseorang tidak dapat menerapkan identitas gendernya dalam istilah di atas.
Namun orang tersebut masih memiliki perasaan yang kuat tentang jenis kelaminnya tanpa mengidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
Baca juga: Deretan Bintang Hollywood yang Miliki Anak Gender Netral
Sejumlah riset menyebutkan non biner berakar pada gagasan bahwa identitas gender adalah soal spektrumnya, bukan oposisi biner.
Orang mungkin mengidentifikasi diri berada di seberang, atau bahkan di luar, spektrum ini.
Orang non biner merasa identitas dan pengalaman gendernya bisa mencakup aspek dua biner yang ada atau tidak sama sekali.
Ada juga yang merasa identitas gendernya sebagai hal yang selalu berubah, tidak permanen sejak dilahirkan.
Baca juga: Deretan Selebritas Dunia Ini Pernah Ngaku Gender Netral, Siapa Saja?
Non biner adalah istilah umum yang menggambarkan identitas gender yang tidak eksklusif laki-laki atau perempuan.
Sedangkan transgender mengacu pada seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya dengan jenis kelaminnya yang ditetapkan saat lahir.
Misalnya, beberapa orang non-binary mengidentifikasi diri sebagai transgender, tetapi yang lain mungkin yang lain tidak.
Baca juga: Jadi Transgender, Elliot Page Telanjang Dada Pamer Sixpack
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.