Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2022, 12:18 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Ada sejumlah hal tidak boleh dilakukan ketika memberikan pertolongan pertama kepada diri sendiri atau orang lain setelah digigit ular.

Pasalnya pertolongan yang keliru bisa memperparah pembengkakan pada bagian tubuh tertentu bahkan kematian beberapa waktu setelahnya.

Di samping itu, bisa ular yang telanjur masuk ke dalam tubuh berisiko menyebar lebih cepat melalui aliran darah jika kita salah bereaksi.

Karena alasan itulah memberikan bantuan secara medis lebih disarankan ketimbang mempercayai mitos-mitos tertentu.

Jenis bisa ular

Perlu diketahui dulu bahwa bisa ular punya jenis yang berbeda-beda. Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut daftarnya:

  • Sitotoksin: menyebabkan pembengkakan dan kerusakan jaringan
  • Hemoragik: dapat mengganggu pembuluh darah
  • Antipembekuan: mencegah darah dari pembekuan
  • Neurotoksin: menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan lain pada sisten saraf
  • Miotoksin: dapat merusak otot.

Baca juga: Punya Bisa Berbahaya, Ini Ciri-ciri Ular Tanah yang Sering Masuk Rumah

Seberapa bahaya gigitan ular?

Tidak semua gigitan ular berbahaya. Karena ada dua jenis gigitan ular yang dapat bereaksi pada korbannya.

  • Gigitan kering: ini terjadi ketika ular tidak mengeluarkan racun apa pun. Gigitan kering biasanya dilakukan oleh ular yang tidak berbisa.
  • Gigitan berbisa: ini berbahaya karena ular bisa mentransmisikan bisa ketika mematuk manusia.

Ilustrasi ular kobrashutterstock Ilustrasi ular kobra
Jenis ular berbisa

Ular yang memiliki bisa dibagi menjadi dua, yakni:

  • Elapids (jenis kobra): ada sekitar 300 spesies Elapidae yang berbisa, termasuk kraits, mamba, ular karang, dan ular laut.

Jenis ular ini punya taring pendek di depan rahang atas dengan racun neurotoksin yang membahayakan jaringan tubuh atau sel darah.

Apabila seekor kobra menggigit, jenis ukar ini bisa menyebabkan kelumpuhan jantung dan paru-paru secara cepat.

  • Viper: ada lebih dari 200 spesies Viperidae, termasuk pit viper seperti ular derik, copperheads, water moccasins, atau cottonmouths, dan old-World vipers (adders).

Jenis ular ini punya taring yang panjang, berongga, dan berbisa yang menempel pada tulang dan dapat digerakkan di rahang atas.

Ular viper punya kemampuan untuk melipat taringnya setelah tidak digunakan.

Baca juga: Lebih Mematikan dari Kobra, Jangan Lakukan Ini Jika Temui Ular Weling

Gejala gigitan ular

Seperti yang sudah disebutkan bahwa masing-masing ular punya jenis bisa dan gigitan yang berbeda-beda.

Namun, ada sejumlah gejala umum yang bisa dirasakan setelah digigit ular. Apa saja?

  • Gigitan kering dari ular yang tidak berbisa dapat menyebabkan pembengkakan atau kemerahan di sekitar luka
  • Muncul bekas gigitan yang terlihat seperti luka tusukan atau tanda kecil
  • Rasa sakit menusuk, berdenyut, sensasi terbakar di sekitar bekas gigitan ular, sakit di seluruh badan
  • Kemerahan , pembengkakan, atau kerusakan jaringan
  • Pembekuan darah dan pendarahan yang tidak normal. Pendarahan yang para bisa menyebabkan perdarahan atau gagal ginjal
  • Tekanan darah rendah, detak jantung lebih rendah, atau denyut nadi menjadi lemah
  • Mual, diare, muntah, gelisah, sakit kepala, pusing, dan pandangan kabur
  • Sulit bernapas
  • Produksi air liur dan keringat meningkat
  • Otot melemah dan mati rasa di wajah atau anggota tubuh.

Di sisi lain, korban gigitan ular bisa merasakan reaksi alergi seperti syok anafilaksis.

Itu menyebabkan gejala-gejala lain, seperti:

  • Kesulitan berbicara karena sesak napas di tenggorokan dan lidah yang bengkak
  • Pucat pada anak-anak
  • Batuk atau mengi secara terus-menerus.

Baca juga: Kerap Masuk Rumah, Ini Ciri-ciri Ular Weling yang Gigitannya Mematikan

Penanganan korban gigitan ular

Simak cara memberikan pertolongan setelah ular menggigit. Apa saja?

  • Panggil bantuan medis, seperti menelepon ambulans.
  • Lepaskan perhiasan dan jam tangan karena berisiko melukai kulit jika terjadi pembengkakan
  • Posisikan bagian tubuh yang digigit ular lebih rendah dari jantung untuk memperlambat penyebaran racun melalui aliran darah
  • Korban gigitan ular disarankan tidak banyak bergerak supaya racun tidak cepat menyebar
  • Balut gigitan ular dengan perban yang bersih dan kering. Pastikan perban menutup secara rapat dan dibungkus dengan perban tambahan supaya kencang.

Yang tidak boleh dilakukan jika digigit ular

Gigitan ular bisa membuat korban panik. Meski begitu, ada sejumah hal yang tidak boleh dilakukan. Simak yang berikut ini:

  • Jangan memegang, membungkus, atau membunuh ular karena hewan melata ini bisa menggigit kembali. Bahkan, ular mati pun masih bisa menggigit
  • Jangan gunakan tourniquet
  • Jangan memotong luka gigitan
  • Jangan menyedot bisa ular dengan mulut
  • Jangan mengoleskan es atau menggunakan air untuk merendam gigitan ular
  • Jangan minum alkohol
  • Jangan minum kafein
  • Jangan minum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen.

Baca juga: 10 Jenis Ular Berbisa yang Ada di Indonesia


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com