Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Pendulum Arts, Koleksi "Lawan Pandemi" dari Batik Komar

Kompas.com - 23/08/2022, 07:18 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mungkin dianggap mimpi buruk bagi kebanyakan orang, terutama di sektor perekonomian,.

Namun, hal itu tidak berlaku bagi perajin batik kondang sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Indonesia Komarudin Kudiya yang justru bersyukur dan dapat melahirkan karya baru: Batik Pendulum Art.

“Kita tuh harus banyak bersyukur karena sebenarnya bagi orang-orang yang mau berpikir, di balik semua kerjadian itu, ada hikmah yang kita bisa menjadikan sebuah kekuatan baru. Kalau tidak ada kendala, tidak mungkin menciptakan ini (Batik Pendulum Art) karena ada di zona nyaman,” ujar perajin batik yang akrab disapa Komar ini pada Kamis (18/8/2022) lalu.

”Karena kalau kita ada di zona nyaman, semua itu akan flat aja begitu, Hidup itu seperti monoton,” lanjutnya.

Komar pun menceritakan awal terciptanya Batik Pendulum Art, yang rupanya bermula karena rumah produksinya yang ingin terus melakukan regenerasi perajin batik.

Pendulum Batik Arts Pendulum Batik Arts

Pemicunya adalah saat rumah produksinya mulai kebingungan mencari perajin batik baru untuk mewariskan ilmu membatik.

Menurut Komar, batik memang merupakan sebuah warisan dengan para perajin batik sebagai tombaknya. Namun, batik bisa gagal jadi sebuah warisan jika para pewarisnya (perajin batik) tidak ada.

”Maka, kita harus berpikir keras bagaimana memikirkan sebuah terobosan inovasi atau kreativitas yang akhirnya bisa menggantikan posisi pengrajin batik dalam arti menggantikan hal-hal tertentu yang urgent,” ujarnya.

Dari sanalah, Batik Pendulum Arts tercipta.

Untuk diketahui, sama seperti namanya, Batik Pendulum Arts dibuat dengan menggunakan pendulum atau bandul. Namun, batik unik ini tetap menggunakan teknik batik seperti biasanya.

“Jadi ada (batik) tulisnya, ada cantingnya, ada capnya. Jadi yang dikerjakan itu tetap pada akhirnya ada human power,” ujar Komar.

Nah untuk membuat batiknya, Komar menggunakan pendulum yang berisi lilin panas yang diayun, sehingga menghasilkan goresan lilin di atas kain.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Rumah Batik Komar (@batikkomar)

Komar biasanya menggerakkan atau menggeser ayunan pendulum untuk menghasilkan goresan yang diinginkan. Dia juga sesekali membatasi gerakan pendulum dengan sebuah besi tipis untuk menghasilkan motif tertentu.

Lalu untuk menghasilkan batik pendulum yang lebih unik, terkadang Komar menggunakan tiga sampai empat pendulum dengan berbagai kerumitan, menghasilkan motif berbentuk oval dengan goresan tanpa putus.

“Memasukan warna saat mencelup dan mencuci kain yang sudah dicanting menjadi kunci keindahan dari batik pendulum ini,” kata Komar.

Lebih lanjut, Komar mengatakan bahwa membuat Pendulum Batik ini bukanlah hal mudah, seperti tali kasur untuk menggantung pendulum yang sering melilit atau berputar ke arah balik atau menggunakan tali plastik, yang sering terbuka simpul talinya.

Lalu dalam dua bulan terakhir ini, Rumah Batik Komar telah memproduksi sekitar 300 helai batik pendulum. Dari jumlah tersebut, 50 persen sudah sold out.

“Dari luar negeri seperti Singapura, dalam negeri seperti Jakarta dan Bandung, banyak teman-teman Ibu (istrinya) pada ke sini untuk beli,” kata Komar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com