Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Masalah Kesehatan Kronis yang Membuat Kulit Gatal, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 23/08/2022, 12:41 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Dokter juga biasanya akan meresepkan obat yang dapat menghambat penyerapan asam empedu oleh tubuh atau membantu mengurangi jumlah asam empedu yang kembali ke liver.

Baca juga: Hindari, 7 Jenis Makanan dan Minuman yang Merusak Liver

3. Dermatographia

Jika setelah menggaruk kulit dengan ringan kuku jari meninggalkan bekas luka merah tipis dan terangkat pada kulit yang membutuhkan waktu 15 hingga 30 menit untuk menghilang, maka kita mungkin mengalami dermatographia.

"Ini adalah kondisi kulit yang ekstrem, di mana kulit sensitif terhadap sentuhan dan melepaskan terlalu banyak histamin," kata dokter kulit dan ahli bedah kosmetik di New York Cosmetic, Skin & Laser Surgery Center, Dr Cameron Rokhsar, MD.

Meskipun penyebab kondisi ini tidak jelas, namun hal ini bisa dipicu oleh stres, infeksi, alergen, atau obat-obatan.

Dia juga menambahkan bahwa area yang biasa disentuh oleh kulit atau pakaian lain adalah yang paling rentan terhadap flare-up dermatografi.

Kondisi ini sebenarnya mudah didiagnosis, tetapi sering tidak terdiagnosis karena tidak cukup parah atau cukup mengganggu bagi orang untuk membuat janji dengan dokter kulit.

"Jika gatal menjadi parah, dokter biasanya akan meresepkan antihistamin untuk meredakan peradangan," tuturnya.

Baca juga: 10 Jenis Gatal yang Sebaiknya tidak Digaruk

4. Penyakit tulang belakang

Kulit gatal kronis pada bagian tengah atas punggung (tanpa ruam) bisa menjadi ciri khas gatal neuropatik, gejala kerusakan saraf.

Sebelum memberikan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu mengesampingkan penyakit sumsum tulang belakang sebagai penyebabnya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit tulang belakang, baik karena usia atau cedera, dapat memberikan tekanan pada saraf dan menjepitnya, yang menghasilkan sensasi gatal pada kulit.

Gatal neuropatik juga dapat terjadi pada satu sisi tubuh atau keduanya, tetapi itu adalah tanda bahaya besar jika menggaruk tidak membawa kelegaan.

"Orang dengan eksim mendapatkan sensasi yang baik dari menggaruk," ujar Rossi.

"Tapi, [saraf gatal] tidak membaik dengan menggaruk. Rasa gatal semakin meningkat hampir sepanjang waktu," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com