KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, bepergian dengan pesawat terbang merupakan suatu hal yang menyenangkan.
Tetapi tidak bagi mereka yang takut naik pesawat. Kondisi ini biasa disebut dengan aviophobia.
Meski pesawat terbang termasuk sebagai moda transportasi teraman, ada saja perasaan cemas dan khawatir ketika naik pesawat.
Baca juga: Hikmah Takut Naik Pesawat, Sophia Latjuba: Kalau Enggak, Gue Sudah Keliling Dunia
Tidak sedikit orang yang mengalami kecemasan saat naik pesawat terbang.
Beberapa faktor penyebabnya seperti ruang yang ramai, pengalaman turbulensi mengerikan, sensasi lepas landas atau saat mendarat tentu bisa jadi hal yang tidak menyenangkan.
Beberapa orang dapat mengalami ketakutan atau serangan panik yang ekstrem sehingga membuat mereka menghindari pesawat terbang sebagai moda transportasi pilihan.
Sebagaimana dilansir Psycom, tidak ada penyebab spesifik terhadap aviophobia. Rasa takut itu biasanya berasal dari kombinasi banyak faktor.
Ketakutan akan ketinggian misalnya yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Takut naik pesawat terbang secara tidak langsung dapat dicontohkan dari orangtua ke anak-anak mereka.
Selain itu, faktor pemberitaan di media atau jejaring sosial juga meningkatkan preferensi ketakutan akan naik pesawat terbang. Contohnya paparan berlebihan tentang pemberitaan insiden kecelakaan pesawat yang tragis.
Sementara penyebab yang paling umum adalah mereka merasa tidak bisa mengendalikan kecemasan yang dialami.
Semakin lama seseorang menghindari naik pesawat, biasanya ketakutan terus meningkat.
Beberapa kondisi mungkin membutuhkan bantuan psikologis untuk mengatasi rasa takut tersebut.
Baca juga: Ini Waktu Penerbangan Terbaik untuk Penumpang yang Takut Naik Pesawat
Tak cuma dari sisi mental yang terdampak, perasaan takut naik pesawat juga memengaruhi kondisi fisik.