KOMPAS.com - Haid merupakan proses alami pada tubuh wanita, di mana darah keluar melalui vagina yang terjadi sebagai dampak dari siklus bulanan.
Kehilangan siklus sesekali sebenarnya tidak menjadi masalah, tetapi jika itu sering terjadi dan haid mulai tidak teratur, maka itu patut untuk dikhawatirkan.
Apalagi, haid yang tidak teratur juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba, ketidakseimbangan hormon, dan masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: 7 Makanan yang Bantu Melancarkan Haid
Siklus normal berkisar antara 21-35 hari dan terdiri dari 4 fase:
• Fase haid
Tubuh meluruhkan lapisan rahim yang disebut endometrium yang menyebabkan pendarahan.
• Fase folikuler
Tepat setelah haid, estrogen dan progesteron mulai meningkat.
• Fase ovulasi
Estrogen memuncak dan pada akhir fase (singkat) ini, salah satu indung telur melepaskan sel telur dan progesteron, serta testosteron meningkat.
• Fase luteal
Sel telur yang matang dilepaskan dan jika tidak dibuahi oleh sperma, kadar hormon akan menurun dan memulai siklus lagi.
Baca juga: Cara Mengurangi Nyeri Haid Tanpa Obat
"Ovulasi bukan hanya tentang memiliki bayi. Hormon ovarium estrogen dan progesteron dapat mendukung banyak aspek kesehatan wanita termasuk kesehatan tulang, kesehatan jantung, fungsi tiroid, kesehatan payudara, suasana hati, kognisi, dan banyak lagi."
Demikian penuturan ahli diet di Jillian Greaves Functional Nutrition and Wellness, Jillian Graves, MPH, RD, LDN.
"Salah satu kekhawatiran terbesar jika kita tidak berovulasi adalah bahwa tubuh hanya terpapar estrogen tanpa progesteron untuk menyeimbangkannya," tambah Melissa Groves Azzaro, RDN, LD, pemilik The Hormone Dietitian.