Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Mempunyai segudang aktivitas dalam kurun waktu 24 jam memang sangat melelahkan. Tak jarang, kita beranggapan jika waktu tersebut tak akan cukup untuk melakukan semuanya. Padahal, kita sendiri yang tak bijak dalam memanfaatkannya.
Salah satu ‘penyakit’ dari ketidakbijaksanaan ini adalah prokrastinasi atau menunda-nunda pekerjaan.
Tindakan ini biasanya direalisasikan dengan menunda menyelesaikan pekerjaan sampai menit terakhir atau bahkan melewati tenggat waktu. Ahli mengungkapkan jika prokrastinasi merupakan bentuk kegagalan manusia dalam mengatur diri sendiri.
Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan juga dilakukan oleh Afiqah Rizky Riyani, Teman Halo Jiwa Indonesia. Ia menceritakan kisah dan pengalamannya ini lewat siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Sampai Kapan Menunda-nunda [Istilah Prokrastinasi]”.
Afiqah menjelaskan jika prokrastinasi adalah tindakan mengganti tuas berkepentingan tinggi dengan berkepentingan rendah. Hal ini menyebabkan tugas penting menjadi tertunda.
Orang dengan tindakan ini akan beranggapan bahwa menunda pekerjaan bukanlah suatu masalah.
Ada banyak penyebab mengapa seseorang bisa menunda pekerjaan. Kondisi fisik juga bisa menjadi salah satu faktor mengapa orang tersebut sering menunda-nunda pekerjaannya.
Jika kondisi tubuh seseorang tidak fit, pekerjaan jadi tertunda karena ia tak bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Baca juga: 5 Cara Membangun Relasi dengan Atasan
Prokrastinasi juga dialami oleh orang dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD) yang sering dikaitkan dengan perfeksionisme.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.