Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2022, 18:35 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan nyamuk ketika kita sedang tidur, makan malam, atau nonton film di rumah memang menyebalkan.

Pasalnya nyamuk menghasilkan suara dengungan yang membuat telinga risih dan rasa gatal mencekit, bentol, bahkan panas jika menggigit.

Dalam kebanyakan kasus, orang-orang yang berada di satu ruangan biasanya menjadi sasaran empuk bagi nyamuk.

Namun, terkadang hanya kita yang diserang oleh nyamuk meski teman atau keluarga berada di ruangan sama. Lalu, kenapa ya hal ini bisa terjadi?

Baca juga: 7 Hal yang Bikin Seseorang Lebih Sering Digigit Nyamuk

Faktor yang membuat kita mudah digigit nyamuk

Nyamuk menjadikan kita sasaran empuknya bukan karena serangga ini menyimpan dendam dengan kita.

Mungkin saja, faktor-faktor berikut ini menjadi daya tarik bagi nyamuk sehingga mengincar kita dalam berbagai situasi. Apa saja?

1. Bau produk

Kita sebaiknya menghindari memakai parfum, deodoran, atau losion beraroma supaya nyamuk tidak mendekat.

Perlu diketahui kalau nyamuk mempunyai indra penciuman yang dapat memberikan sinyal bahwa di dekatnya ada manusia.

Nah, dalam hal ini, bau dari parfum, deodoran, atau losion yang mengandung asam laktat bisa memancing perhatian nyamuk.

"Nyamuk tertarik pada bau badan kita, tetapi mereka juga tertarik pada hal-hal yang kita gunakan untuk menutupi bau badan."

Demikian penjelasan yang disampaikan dokter spesialis kulit asal Cleveland Clinic, Jennifer Lucas, MD.

Beberapa produk yang kami gunakan untuk peremajaan mengandung asam alfa hidroksi yang disukai nyamuk," tambah dia.

2. Pakaian berwarna

Siapa bilang nyamuk hanya menyukai pakaian berwarna hitam. Sebab, serangga penghisap darah ini juga tertarik dengan merah atau pink.

Baca juga: 5 Tipe Orang yang Mudah Digigit Nyamuk

Di sisi lain, warna yang menjadi daya pikat nyamuk, yakni oranye dan cyan -hijau kebiru-biruan.

Supaya nyamuk tidak mendekat, kita diminta menggunakan pakaian berwarna hijau, ungu, biru, atau putih.

3. Makanan dan minuman tertentu

Ada yang mengatakan, makanan kaya kalium, asin, pedas, dan manis dapat menarik perhatian nyamuk.

Padahal faktanya, nyamuk kemungkinan akan mengincar kita sebagai sasarannya jika mengonsumsi pisang dan bir.

4. Genetik

Ternyata, ada unsur tertentu yang menyebabkan senyawa kimia di dalam tubuh disukai nyamuk.

Orang-orang yang punya kandungan steroid tinggi atau kolesterol di permukaan kemungkinan besar diincar nyamuk.

Tidak hanya itu, mereka yang kelebihan asam urat, asam laktat, dan asam amonia bisa menimbulkan risiko yang sama.

Perlu diketahui juga kalau nyamuk dapat mencium bau karbon dioksida yang kita keluarkan ketika bernapas.

Di sisi lain, studi Journal of Medical Entomology mendapati temuan, nyamuk lebih menyukai orang-orang dengan golongan darah O.

5. Suhu tubuh tinggi

Faktor terakhir yang membuat nyamuk tertarik dengan kita adalah suhu tubuh yang tinggi.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Gigitan Nyamuk Saat Tidur

Nyamuk merupakan serangga yang dapat menangkap informasi sensorik termal tubuh.

Sehingga, ketika kita berkeringat atau kepanasan, tidak menutup kemungkinan kita menjadi sasaran empuk nyamuk.

Mencegah gigitan nyamuk

Menghindari lima faktor yang sudah disebutkan memang penting. Namun, lakukan cara-cara pencegahan berikut ini agar kita tidak digigit nyamuk.

Simak yang berikut ini:

  • Tutupi kulit dengan topi atau kemeja berlengan dan celana panjang.
  • Gunakan obat pembasmi nyamuk sesuai dengan petunjuk agar kulit tidak iritasi.
  • Masuk ke ruangan yang tidak ada nyamuk atau pasang kelambu ketika tidur di luar ruangan.
  • Kosongkan wadah-wadah yang memungkinkan air menggenang karena nyamuk suka bertelur di sini. Seperti, ember, pot bunga, atau alat bermain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com