Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kueh Pie Tee, Makanan Legendaris di Singapura sejak Abad Ke-18

Kompas.com - 26/08/2022, 06:51 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain laksa, ada salah satu makanan Singapura khas Peranakan yang patut dicoba, yaitu kueh pie tee.

Di Singapura, kita dapat dengan mudah menemukan hidangan ini di sejumlah restoran internasional dan resto ala Peranakan.

Kueh pie tee seringkali disajikan sebagai sajian pembuka atau sekadar camilan renyah karena disajikan dalam porsi kecil.

Baca juga: Berapa Harga Makanan Singapura di Festival Kuliner Pesta Rasa?

Asal-usul kueh pie tee

Popiah halal di Pesta RasaKOMPAS.COM / DINNO BASKORO Popiah halal di Pesta Rasa

Kueh pie tee atau dikenal sebagai popiah halal termasuk sebagai sajian yang unik.

Sepintas tampilannya mirip canape, sehingga ada anggapan bahwa kudapan di tercipta karena ada unsur pengaruh budaya Western.

Namun, salah satu staf dari restoran legendaris Kway Guan Hat yang berbasis di Singapura mengatakan, kueh pie tee merupakan kuliner turunan yang kental akan budaya peranakan China di Singapura.

"Ini awalnya seperti spring roll dengan perbedaan yang spesial."

"Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 1938 dan kueh pie tee sudah menjadi bagian dari resep turun-temurun keluarga pemilik restoran,"

Begitu kata Kwee Kim Soon, seorang staf di restoran Kway Guan Hat generasi kedua kepada Kompas.com, di Festival Kuliner Pesta Rasa, di Gandaria City, Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, asal-usul kueh pie tee ini tidak begitu jelas, karena hidangan ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Seperti "harta karun" lainnya yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Beberapa sumber menyebutkan hidangan ini sudah ada sejak zaman penjajahan Semenanjung Melayu.

Sementara sumber lainnya, menurut penuturan historikal dari restoran tersebut, kueh pie tee ditemukan di Malaka dan kerap disajikan untuk memanjakan lidah para pendatang di Semenanjung Melayu -termasuk para penjajah dari Inggris.

Kala itu, diketahui kawasan tersebut tengah berada di bawah kekuasaan Inggris antara abad ke-18 dan abad ke-20.

Meski dikatakan mirip spring roll, jajanan Singapura memiliki ciri khas yang berbeda.

Aneka sayuran yang tersedia disajikan di dalam crackers renyah. Crackers berbentuk cangkir kecil itu terbuat dari adonan gandum yang di deep fried.

Konon, itulah yang menjadi alasan cangkir kueh pie tee tampak mirip seperti topi terbalik karena melambangkan atau menjadi simbol pengusaha Inggris.

Terlepas dari asal usul yang sebenarnya, bagi penduduk setempat, camilan yang kerap disebut "golden cups" ini merupakan inovasi kuliner pengaruh Inggris pada budaya Peranakan di Singapura.

Secara luas, popiah halal ini dikatakan sebagai camilan ringan yang dinikmati dengan satu kali lahap.

"Ketika ini sudah tersaji, jangan dibiarkan lebih dari lima menit untuk menyantapnya."

"Nanti sausnya bisa bocor keluar dan crackersnya jadi tidak renyah," lanjut Kwee Kim Soon.

Seiring waktu, kueh pie tee banyak tersedia varian topping dan saus yang berbeda.

Aneka varian tersebut pun dapat ditemukan di negara-negara Asia Tenggara dengan nama atau resep yang dimodifikasi.

"Di Singapura, Kueh pie tee biasanya disiapkan dalam gaya Nonya - kuliner khas peranakan Chinese," kata Kwee Kim Soon.

Baca juga: Yu Sheng, Kuliner Singapura Saat Imlek yang Penuh Pengharapan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com