KOMPAS.com - Kata “steril”, “sterilisasi”, atau “kebiri” tentu sudah menjadi kata yang akrab di telinga para pemilik kucing.
Sterilisasi pada kucing jantan adalah salah satu prosedur untuk mencegah kucing peliharaannya memiliki keturunan terlalu banyak.
Selain itu, biasanya para pemilik kucing memutuskan untuk melakukan sterilisasi dengan tujuan mencegah kucing jantannya “menandai wilayah” alias buang air sembarangan.
Baca juga: Cara Merawat Kucing Anggora agar Sehat dan Berbulu Cantik
Namun, selain beberapa alasan di atas, sebenarnya ada manfaat sterilisasi yang lain, mulai dari membuat anabul lebih tenang sekaligus manfaat kesehatan lainnya.
Steril kucing bisa mengubah karakternya menjadi lebih tenang, mengontrol populasi sekaligus solusi untuk penyakit tertentu seperti pyometra sehingga lebih sehat.
Penjelasan ini disampaikan dokter hewan di Klinik Hewan Ozora Bandung, Fauzi Rohman dalam perbincangan dengan Kompas.com, Rabu (24/8/2022).
Dijelaskan, pyometra adalah penyakit yang menyerang kucing betina, di mana rahim menjadi bernanah hingga bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu, sebaiknya pula kucing betina segera disteril sebelum penyakit ini terjadi.
Kendati demikian, usia kucing pun harus diperhatikan sebelum kita memutuskan untuk melakukan sterilisasi.
Baca juga: Mengenal Kucing Anggora, Harta Karun dari Turki
Sebab, ada batasan umur dan berat badan bagi kucing yang akan disteril, yaitu telah minimal berusia lima bulan dan berat badannya sudah mencapai 1,5kg, dengan umur maksimal 15-19 tahun.
Kucing harus berpuasa selama 6-8 jam sebelum operasi, meski masih diperbolehkan minum paling tidak 2-3 jam sebelum operasi.
Menjadi lebih lebih baik jika kucing sudah mendapat obat cacing dan vaksin sebelum steril.
Selain menjadi opsi, terkadang hal itu bisa menjadi suatu kewajiban karena ada beberapa penyakit tertentu yang menyerang organ reproduksi, seperti tumor dan pyometra.i.
Lalu setelah steril, biasanya kucing juga akan mengalami perubahan perilaku.