Orang-orang telah lama menggunakan kurkumin dalam obat-obatan tradisional sebagai pengobatan untuk banyak kondisi pencernaan.
Penelitian menunjukkan, sifat antioksidan dan anti-inflamasi rempah-rempah dapat membantu memodulasi bakteri usus.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan dampak kurkumin dalam kasus IBS dan kondisi peradangan usus lainnya, seperti penyakit crohn dan kolitis ulserativa.
Baca juga: Manfaat Kunyit untuk Atasi Jerawat
Menurut penelitian, kurkumin dapat membantu menurunkan risiko beberapa kondisi neurodegeneratif.
Para ahli percaya, sifat antioksidan dan anti-inflamasinya mengurangi kerusakan sel, peradangan, dan endapan amiloid, atau plak, yang terjadi dengan kondisi ini.
Kurkumin mungkin juga dapat memperlambat atau mencegah beberapa perubahan protein terkait usia yang dikaitkan dengan neurodegenerasi oleh para ilmuwan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin dapat melindungi dari kerusakan liver atau hati.
Potensi manfaat liver dan kandung empedu dari kurkumin juga termasuk meningkatkan produksi cairan pencernaan empedu dan melindungi sel-sel liver dari kerusakan akibat bahan kimia terkait empedu.
Obat-obatan tradisional telah menggunakan kunyit untuk diabetes selama ribuan tahun.
Beberapa penelitian yang menggunakan model hewan dan manusia menunjukkan, suplementasi kurkumin mungkin memiliki sifat antidiabetes.
Baca juga: Bolehkah Minum Kunyit Tiap Hari? Simak Penjelasannya!
Para peneliti menduga, sifat anti-inflamasi dan antioksidan kurkumin dapat membantu meringankan gejala kondisi paru-paru kronis atau yang berlangsung lama.
Sebuah tinjauan medis tahun 2017 menyimpulkan, meskipun bukti klinisnya terbatas, kurkumin dapat membantu mengobati asma, fibrosis paru dan kistik, kanker atau cedera paru-paru, serta penyakit paru obstruktif kronik.
Sebuah meta-analisis tahun 2019 menemukan, menggunakan kunyit dapat membantu orang dengan gangguan metabolisme secara signifikan menurunkan indeks massa tubuh mereka.
Ini juga dapat membantu mengurangi leptin, yang merupakan hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak dalam tubuh.