Sebuah studi yang dipublikasikan di CNKI mendapati temuan tokek berbunyi 8-13 kali per set sebagai panggilan kawin.
Bunyi itu umumnya dikeluarkan tokek ketika sore hingga tengah malam atau subuh. Tokek baru berhenti berbunyi ketika siang hari.
Studi tahun 2003 dari University of Puerto Rico menyebut tokek jantan lebih banyak berbunyi, terutama ketika mendekati tokek betina.
Sementara itu, studi The International Journal of Animal Sound membagi bunyi tokek menjadi:
Studi tahun 2006 dari Trinidad and Tobago Field Naturalists Club menjelaskan, tokek betina berbunyi ketika enggan didekati tokek jantan, atau setelah bersenggama.
Tokek jantan juga dapat mengeluarkan desisan serak seperti suara “shrr”setelah berpisah atau saat mengejar tokek betina.
Studi yang diterbitkan di Integrative and Comparative Biology mendapati temuan bahwa tokek memiliki penglihatan yang bagus dan pendengaran yang buruk.
Namun, tokek lebih mampu menafsirkan suara untuk mengetahui arah dalam kondisi minim cahaya.
McGill University Kanada juga menemukan fakta bagaimana tokek menggunakan suara dan gema untuk navigasi.
Di sisi lain, tokek juga punya kemampuan untuk membedakan informasi dari suara yang didengar, menurut studi tahun 2012 yang diterbitkan di Journal of Comparative Neurology.
Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari bentuk telinga, gendang telinga, dan rongga mulut tokek yang unik dan terbuka yang juga membantu tokek menentukan sumber bunyi.
University of Toronto menyebut telinga tokek sangat sensitif sehingga reptil ini dapat menangkap suara jangkrik.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Cicak, Reptil Kecil yang Bisa Hidup hingga 10 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.