KOMPAS.com - Bisa dikatakan, daddy issue adalah salah satu istilah yang cukup sering kita dengar saat ini.
Daddy issue adalah sebuah istilah informal yang merujuk pada orang-orang dengan kesulitan membentuk hubungan sehat saat dewasa akibat minimnya sosok ayah di hidup mereka.
Sebenarnya, terminologi daddy issue tidak tercantum dalam manual yang dipakai oleh pakar kesehatan dan cenderung digunakan sebagai cara untuk meremehkan perempuan.
Padahal, masalah daddy issue ini tidak memandang gender karena siapa pun bisa mengalaminya.
Baca juga: Daddy Issue, Penyebab dan Dampaknya pada Perilaku Seseorang
Pria maupun wanita bisa memiliki daddy issue tanpa disadari namun memengaruhi kehidupan mereka.
Hal ini sebenarnya bisa dikenali dengan tanda-tanda tertentu, misalnya:
Tanda seseorang mengalami daddy issue adalah hanya tertarik pada pria yang lebih tua.
Hal ini sebenarnya paling mudah dikenali dibandingkan gejala lainnya.
Jika kita memiliki hubungan yang buruk dengan ayah, tanpa sadar kita menginginkan sosok pria dewasa yang bisa menggantikan figur ayahnya, yang dapat melindungi dan menyayanginya.
Baca juga: “Daddy Issue”, Mengenali Ciri dan Mengatasinya
Orang yang mengalami daddy issue juga biasanya akan tumbuh dengan mengalami anxious attachment style.
Artinya, ia selalu merasa khawatir takut ditinggalkan oleh pasangan.
Biasanya, mereka juga mudah cemburu hingga sering memeriksa ponsel pasangannya guna memastikan kekasihnya tidak selingkuh.
Jika dibiarkan, ini bisa mengganggu hubungan romantis seseorangd dengan pasangannya.
Karena itu, mereka yang mengalami daddy issue perlu belajar untuk mandiri secara emosional.
Baca juga: Punya Daddy Issue dan Melampiaskannya ke Pasangan? Bukan Itu Solusinya