KOMPAS.com - Kelebihan berat badan disertai penumpukan lemak berbahaya bagi kesehatan.
Kondisi ini bisa memicu penyakit serius seperti penyakit jantung atau stroke.
Lalu, apa solusinya?
Mengurangi berat badan dan tumpukan lemak bisa menjadi langkah awal. Salah satu caranya, yaitu menerapkan diet rendah lemak.
Diet rendah lemak adalah pola makan yang membatasi jumlah asupan lemak dari makanan.
Baca juga: Diet Mediterania Vs Diet Rendah Lemak, Mana Lebih Baik untuk Jantung?
Membatasi lemak dari makanan dapat menurunkan kalori dan mengurangi jumlah lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh.
Lemak jenuh yang berlebihan dapat menaikkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol "jahat" dalam darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanya, kita perlu mengurangi lemak jenuh dan menambah asupan serat agar jumlah kolesterol LDL pada tubuh berkurang.
Studi menunjukkan, pola makan rendah lemak seperti diet DASH --dibarengi dengan aktivitas fisik-- dapat membantu pasien memperbaiki kesehatan metabolisme mereka.
Lemak disukai karena meningkatkan rasa pada makanan. Jika asupan lemak dikurangi, maka itu bisa memengaruhi selera makan kita.
Untuk menambah rasa pada makanan, kita dapat beralih dari bahan-bahan makanan tinggi lemak ke bahan-bahan rendah kalori seperti rempah-rempah, cuka, dan jeruk.
Daftar makanan utuh rendah lemak ini bisa dipertimbangkan:
Baca juga: Diet Rendah Lemak dan Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Efektif?
Mengurangi lemak bukan berarti menghilangkan lemak sama sekali dari daftar menu makanan, karena lemak juga merupakan makronutrien penting bagi tubuh.
Jika kita benar-benar berhenti mengonsumsi lemak, tubuh berisiko kehilangan nutrisi seperti mineral pembentuk tulang dan vitamin yang larut dalam lemak.
Maka dari itu, pilihlah asupan lemak dari sumber lemak tak jenuh seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak zaitun.